PENGERTIAN DAN PENJELASAN LENGKAP TENTANG TASAWUF
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Ada yang mengatakan bahwa kata tasawuf diambil dari kata sofia (dari bahasa Yunani) yang artinya hikmah. Ada pula yang mengatakan bahwa kata ini dinisbahkan kepada bulu yang kasar yang biasa dipakai oleh para sufi sejak dahulu. Ada pula yang mengatakan bahwa dinisabahkan kepada kabilah shufah yang menggunakan seluruh waktunya untuk berkhidmat kepada ka'bah. selain itu ada pula yang mengatakan bahwa kata ini dinisabahkan kepada shufat yaitu suatu tempat di Masjid Nabawi. Ada juga yang mengatakan shafa dan mushafah selain itu, masih banyak lagi pendapat-pendapat dan penjelasan-penjelasan yang lain.
Bagaimanapun pendapat yang ada, para ulama akhlak dan pendidikan jiwa mengatakan bahwa hakikat tasawuf yang sempurna dan utama adalah tingkatan ihsan yang dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya yang terkenal, "Ihsan adalah engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Dan jika engkau tidak melihat-Nya maka sesungguhnya ia melihatmu. "
Artinya, tasawuf yang benar adalah melakukan ibadah kepada Allah dengan ikhlas, tanpa dibuat-buat dan dipaksa-paksa, serta tanpa riya dan sifat munafik. Hal ini menuntut agar seorang manusia menjadi muslim yang sebenarnya, dan menjadi mukmin yang sesungguhna, membaguskan Islamnya dan imannya serta mengiasinya dengan ihsannya dan ketetapannya melalui muraqabah (merasa diawasi oleh Allah) dan muhasabah (menghitung-hitung) dirinya sebelum dihitung oleh yang lain.
Sebagaimana yang dikatakan oleh al-Faruq Umar bin Khaththab, "Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab dan timbanganlah diri kalian sebelum kalian ditimbang. "
Tasawuf yang benar tidak keluar dari syariat Allah baik sedikit maupun banyak, selama berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan Sunnah serta tunduk kepada perintah-perintah dan hukum-hukum Allah. Setiap orang yang keluar dan hukum Allah dan perintahnya maka pengakuannya bahwa ia seorang yang melaksanakan tasawuf adalah pengakuan yang batil yang tidak diakui syara' dan akal.
Baca Juga : Membela Tasawuf Sunni
Tasawuf bukanlah dengan pemahaman-pemahaman dan penampilan-penampilan. Tidak pula dengan mengenakan pakaian tambalan atau dengan sekedar memutar-mutar tasbih melainkan seseorang memenuhi hatinya dengan hubungan kepada Allah, takut kepada-Nya, dan berharap kepada-Nya. Allah SWT berfirman dalam surah at-thalaq [yang artinya], "Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki) nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS.ath-Thalaq:2-3)
Banyak pengaku tasawuf yang beranggapan bahwa tasawuf artinya tidak berusaha. Mereka menyangka, bahwa tassawuf adalah kemalasan dan menghindar dari kesungguhan dan usaha yang keras dalam kehidupan yang mulia. Seandainya kita menerima penggambaran yang menyimpang mengenai makna tasawuf ini niscaya itu merupakan bencana terhadap masyarakat Islam dan kedurhakaan terhadap petunjuk Allah yang berfirman dalam surat al Jum'ah (yang artiinya), "Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kalian di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kalian beruntung. " (QS. al-Jumu'ah: 10)
$ads={1}
Jika kemudian ada orang-orang yang menyerang tasawuf dan para pengamalnya tampaknya mereka terpengaruh dengan gambaran tentang tasawuf yang dikemukakan oleh para pengaku yang tidak benar imannya dan ihsannya serta tidak pula melakukan perbuatan yang tepat yang menghimpunkan antara kebaikan dunia dan akhirat. "
Source : Dikutip melalui Kitab Yas-Alunaka fi ad-Din wa al-Hayat Jilid V Karya Syaikh Ahmad Asy'Syarbashi yang dibahas melalui Buku Thariqah Alawiyah karangan Sayyid Zen Umar Sumaith
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholii 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aallihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah -