MAULID AD-DIBA'I KARYA AL IMAM ABDURRAHMAN AD-DIBA'I
Maulid ad-Diba’i
Karya Al-Imam Abu Muhammad Abdurrahman bin Ali ad-Diba’i asy-Syaibani az-Zabidi (866 - 944 H /1461 - 1537 M)
-----====-----
(اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ وبَارِك عَلَيْهِ )
“Ya Allah, limpahkanlah rahmat, salam dan berkah kepada Nabi.”
أَحْضِرُوْا قُلُوْبَكُمْ يَا مَعْشَرَ ذَوِي الْأَلْبَابِ، حَتَّى أَجْلُوَلَكُمْ عَرَائِسَ مَعَانِي أَجَلِّ الْأَحْبَابِ، اَلْمَخْصُوْصِ بِأَشْرَفِ الْأَلْقَابِ، اَلرَّاقِيْ إِلَى حَضْرَةِ الْمَلَكِ الْوَهَّابِ حَتَّى نَظَرَ إِلَى جَمَالِهِ بِلاَ سِتْرٍ وَلاَ حِجَابٍ. فَلَمَّا أَنَ أَوَانُ ظُهُوْرِ شَمْسِ الرِّسَالَةِ فِيْ سَمَاءِ الْجَلاَلَةِ. خَرَجَ بِهِ مَرْسُوْمُ الْجَلِيْلِ، لِنَقِيْبِ الْمَمْلَكَةِ جِبْرِيْل. يَا جِبْرِيْلُ نَادِ فِيْ سَائِرِ الْمَخْلُوْقَاتِ مِنْ أَهْلِ الْأَرْضِ وَالسّمَاوَاتِ بِالتَّهَانِيْ وَالْبِشَارَاتِ. فَإِنَّ النُّوْرَ الْمَصُوْنَ، وَالسِّرَّ الْمَكْنُوْنَ، اَلَّذِيْ أَوْجَدْتُهُ قَبْلَ وُجُوْدِ اْلأَشْيَاءِ، وَإِبْدَاعِ الْأَرْضِ وَالسَّمَاءِ، أَنْقُلُهُ فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ إِلَى بَطْنِ أُمِّهِ مَسْرُوْرًا. أَمْلاَءُ بِهِ الْكَوْنَ نُوْرًا. وَأَكْفُلُهُ يَتِيْمًا. وَأُطَهِّرُهُ وَأَهْلَ بَيْتِهِ تَطْهِيْرًا.
Mantapkan hati kalian, wahai golongan orang yang berakal. Sehingga aku jelaskan kepada kalian sifat-sifat baik sang kekasih agung, yang telah ditetapkan dengan sebutan julukan termulia, yang pernah naik menghadap ke hadhirat Sang Maharaja, Yang Maha Pemberi, sehingga dapat melihat kemahaindahan-Nya tanpa tutup dan tanpa tirai. Tatkala purnama kerasulan hampir tiba di langit keagungan, keluarlah perintah Allah, Yang Mahaagung, kepada sang juru warta kerajaan langit, yakni Malaikat Jibril. “Wahai Jibril, serukan kepada seluruh makhluk penghuni bumi dan langit agar menyambutnya dengan riang gembira. Karena sesungguhnya cahaya yang terpelihara dan rahasia yang tersimpan, yang Aku ciptakan sebelum adanya segala sesuatu dan sebelum terciptanya bumi dan langit malam ini Aku pindahkan ke dalam perut ibunya dengan penuh kegembiraan, yang dengannya Kupenuhi alam ini dengan cahaya. Kupelihara ketika dalam keadaan yatim piatu, dan Aku menyucikannya beserta keluarganya dengan sesuci-sucinya.
(اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ وبَارِك عَلَيْهِ )
“Ya Allah, limpahkanlah rahmat, salam dan berkah kepada Nabi.”
فَاهْتَزَّ الْعَرْشُ طَرَبًا وَاسْتِبْشَارًا. وَازْدَادَ الْكُرْسِيُّ هَيْبَةً وَوَقَارًا. وَامْتَلَأَتِ السَّمَاوَاتُ أَنْوَارًا، وَضَجَّتِ الْمَلاَئِكَةُ تَهْلِيْلًا وَتَمْجِيْدًا وَاسْتِغْفَارًا. وَلَمْ تَزَلْ أُمُّهُ تَرَى أَنْوَاعًا مِنْ فَخْرِهِ وَفَضْلِهِ، إِلَى نِهَايَةِ تَمَامِ حَمْلِهِ. فَلَمَّا اشْتَدَّ بِهَا الطَّلْقُ بِإِذْنِ رَبِّ الْخَلْقِ. وَضَعَتِ الْحَبِيْبَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَاجِدًا شَاكِرًا حَامِدًا كَأَنَّهُ الْبَدْرُ فِيْ تَمَامِهِ.
Maka ‘arsy pun berguncang penuh suka cita dan riang gembira. (Sementara) kursi Allah bertambah wibawa dan tenang. Langit dipenuhi berjuta cahaya, dan bergemuruhlah suara malaikat membaca tahlil, tamjid (pengagungan), dan istighfar. Dan sang ibunda tiada henti melihat bermacam tanda kemegahan dan keistimewaan sang janin, hingga sempurnalah masa kandungannya. Maka ketika sang bunda telah merasa kesakitan, dengan izin Tuhan, Sang Pencipta makhluk, lahirlah kekasih Allah, Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, dalam keadaan sujud, bersyukur dan memuji, dengan wajah yang sempurna, laksana purnama.
$ads={1}
Kediri, 12 Rabi’ul Awwal 1442 H/29 Oktober 2020
Dafid Fuadi
(Ketua Aswaja NU Center PCNU Kab. Kediri)
(Tim Peneliti & Nara Sumber Aswaja NU Center PWNU Kab. Kediri)
Baca Juga :
- Filosofi Semar, Gareng, Petruk, Bagong (Punakawan) Dalam Islam
- Biografi Habib Muhammad Al Bagir bin Alwi Bin Yahya
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholii 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim