CERITA GUS BAHA TENTANG KONDISI ZAMAN SAAT INI ( AKHIR ZAMAN )
Gus Baha :
Saya pernah punya santri putri dulu kerja dengan non-muslim, pekerjaannya adalah memasak babi, setiap minggu mengantar anak majikannya ke gereja, santri putri ini menangis mendatangi saya
bagaimana dengan pekerjaan saya dengan orang kafir, gus?
" untuk masak babi, masih biasa "
biasa maksudnya, maksimal itu kena najis. Tapi kalau mengantar anak majikan saya ke gereja, membuat saya nangis. "
saya pernah diberi pelajaran kiyai rida pada kekafiran adalah kafir. dan pekerjaan saya adalah mengantarkan anak majikan ke gereja.
Saya suka dengan santri yang mengisahkan kisah hidupnya ini, artinya kamu ini islam beneran!
kog bisa, gus?
begini...
Andaikan ia tidak punya iman, bisa jadi memuji kehidupan bersama majikannya (non-muslim), ekonominya bagus, gajinya juga bagus.. dan hidupnya tertib.
Daripada ia ikut kiai, kan, gajinya jadi gak tetap. Kadang dapat kiai pelit, cuma bisa nyuruh tapi gak pernah ngasih uang.
bagaimana dengan pekerjaan saya dengan orang kafir, gus?
" untuk masak babi, masih biasa "
biasa maksudnya, maksimal itu kena najis. Tapi kalau mengantar anak majikan saya ke gereja, membuat saya nangis. "
saya pernah diberi pelajaran kiyai rida pada kekafiran adalah kafir. dan pekerjaan saya adalah mengantarkan anak majikan ke gereja.
Saya suka dengan santri yang mengisahkan kisah hidupnya ini, artinya kamu ini islam beneran!
kog bisa, gus?
begini...
Andaikan ia tidak punya iman, bisa jadi memuji kehidupan bersama majikannya (non-muslim), ekonominya bagus, gajinya juga bagus.. dan hidupnya tertib.
Daripada ia ikut kiai, kan, gajinya jadi gak tetap. Kadang dapat kiai pelit, cuma bisa nyuruh tapi gak pernah ngasih uang.
$ads={1}
Nanti perbandingannya pasti urusan seperti itu.
Ibarat sepak bola, head to headnya urusan ekonomi. Paham maksud saya?
Tapi berkat panduan ilmu, ia tidak tertarik dengan kehidupan bersama non muslim yang mohon maaf ke gereja dan mengonsumsi babi. Coba jika itu di mata orang-orang yang gak punya ilmu islam. seperti pakar-pakar islam LSM yang berlebihan.
Nanti perbandingannya pasti urusan seperti itu.
Ibarat sepak bola, head to headnya urusan ekonomi. Paham maksud saya?
Tapi berkat panduan ilmu, ia tidak tertarik dengan kehidupan bersama non muslim yang mohon maaf ke gereja dan mengonsumsi babi. Coba jika itu di mata orang-orang yang gak punya ilmu islam. seperti pakar-pakar islam LSM yang berlebihan.
mereka pasti membandingkan kehidupan kiai yang seperti monarkhi kecil.
Hidup seperti raja, dan tidak bisa dikontrol santrinya. kiai main suruh, dan anak buahnya adalah santri (rakyat). posisi kiai seperti raja kecil.
" itu ga bagus untuk alam demokrasi "
" Percontohan demokrasi yang bagus itu di Amerika. "
Karena tidak ada perbandingan ilmu islam, seakan-akan kiai ini salah, dan sana benar.
Paham, ya?
Tapi jika engkau memakai ilmu islam: setiap yang kafir adalah salah!
sampai saya punya teman bernama durohihm itu ada istilah kristen dan budha itu ga suka.
" Gak mau, gus. pokoknya pakai istilah: kafir!"
Kenapa ga mau dengan istilah Kristen & Budha ? "
Kelihatan ga bakal masuk neraka. Dan kristen & Budha itu gak ada di Al-Qur'an, yang ada itu nasrani dan yahudi.
Jadi dia benar-benar gak mau memakai istilah kristen & budha. Kamus dia cuma ada: aku islam, kamu kafir!
kebutuhan dia: mencocokkan dalil pada Al-Qur'an itu penting. Kiai Durohim ini masih hidup, belum mati.
sering main ke tempat saya. protes mulu sama saya :
Anda ini orang alim gus, kok ngikut istilah kristen-budha. Pakai kafir udah ~
Saking fanatiknya dia ( pada Al-Qur'an )
Artinya, sekarang kalian tahu kenapa : " Nabi membuat alam ini menjadi indah!
ini penting saya utarakan. Jadi, saya yakin sabda nabi bahwa : kelak Allah tidak akan mencabut islam dan ilmu islam dengan mencabut ilmunya itu melainkan dengan mengambil para ulamanya.
Sehingga ketika dunia ini sudah tidak ada ulama cara berpikir orang akan : mengambil pemimpin dari orang bodoh saat mereka ditanya, mereka akan menjawab tanpa ilmu; sehingga sesat menyesatkan.
Karena jika tidak ada lagi ulama, ketika orang nanya : Mana lebih baik singapura atau Indonesia?
pasti dijawab Singapura, karena tidak ada korupsi.
Jika ulama ditanya :
Singapura & Indonesia lebih baik mana?
Bagusan Indonesia, banyak yang bersujud pada Allah! tapi koruptornya banyak!, biarin, sudah keputusan tuhan!!
berarti anda melegalkan korupsi? anda kira korupsi itu halal dalam islam?? haram!!
dibandingkan dosa korupsi, jauh lebih berdosa kafir!
Ibarat klasemen, korupsi itu lebih baik (daripada kafir).
Apalagi tuhan sudah membuktikan : meski banyak koruptor, tapi indonesia tidak bangkrut sampai sekarang!!
Faktanya memang ga bangkrut. lah iya, yang ngajari korupsi itu singapura dan yang melindungi koruptor juga singapura. Mereka ga mau korupsi, tapi mau melindungi orang yang sudah korupsi. Singapura itu ga ikut korupsi tapi kalau ada koruptor duit banyak, malah dilindungi.
Tidak, ini... jika bakal kita menjadi orang alim dan pemebelajar yang diridai Allah adalah seperti itu.
Jangan sampai melewati apa yang telah digariskan Allah dan rasul-Nya. Yaudah, gitu doang, makanya saya tidak pernah terlintas untuk membandingkan Indonesia dengan Singapura atau Amerika.
Tidak pernah terlintas. Yang terlintas ketika saya di sebuah tempat yang bersih dan tertata : Sebersih ini ada orang yang bersujud atau tidak? " gitu doang ~
Benar kata Imam Syafi'i dan Abu Hanifah, Orang alim yang tidak wali adalah seburuk-buruknya orang alim. Seharusnya, setiap orang alim harus jadi wali. Tapi wali tidak harus alim.
Bagi Imam Syafi'i: tukang kayu yang sabar adalah wali, jadi orang alim harus jadi wali karena Tingkat cara pandang orang alim itu sama seperti cara pandang langit.
Seperti misalnya saya dolan (main) ke magelan, atau mana saja melihat banyak orang gak bersujud kecuali satu orang saja.. saya spontan bilang begini :
" Inilah alasan tuhan tidak menurunkan azab ke kabupaten ini : karena masih ada yang bersujud! "
Yaudah, seperti itu emang cara pandang Tuhan. Firman Tuhan : " melihat dunia, rasanya ingin aku laknat semuanya!"
tapi ketika melihat satu dua orang bersujud, maka azab-ku ku tunda. Sehingga sabda nabi di hadist shahih:
" Dunia tidak akan mengalami kiamat sehingga di bumi tidak diucapkan lagi: Allah, Allah, Allah"
Itulah yang menjadi pertimbangan tuhan kenapa belum juga terjadi kiamat, karena masih ada yang mengucapkan Allah. Seperti itulah..
Tapi sekarang orang mulai mendewa-dewakan kehidupan duniawi. Jadi, menganggap swiss itu terbaik. panama juga terbaik. Indonesia adalah negeri terburuk karena banyak korupsi. otaknya sudah terbalik padahal investasi koruptor Indonesia itu ke Panama.
Anda kira ke mana? Anda kira ke bedukan? tidak! hehe...
Dan orang alim seperti ini pasti dekat dengan tuhan, dan harus jadi wali. Tapi wali dari jalur orang alim itu tidak bisa ditipu orang awam. diminta medoakan toko biar laris, itu tidak bisa.
Orang awam itu suka sama wali yang bukan dari orang alim. Karena disuruh doain itu pasti nurut. Karena doanya manjur. orang alim tidak.
Ada orang sowan minta doa biar kaya malah dimarahi :
" Sudah bayar zakat apa belum? " banyak omong, makannya orang ga suka sama wali jalur alim. Makanya kalau ada orang terkenal wali dan banyak pengunjungnya, pasti gak bergitu alim. Saya jamin!
Karena wali alim itu marah duluan ~
Semisal ada pejabat sowan, sudah hormat, sudah ngasih amplop pula, masih aja marah :
" Sudah amar ma'ruf, belum?!"
Sudah menunaikan kewajiban, belum?
Pejabatnya malah sumpah :
" Gak bakal sowan sini lagi! "
Abu hanifah pernah demikian; disowani pejabat dengan segebok Dinar. Emas sudah milyaran disuruh meletakkan ke pojok, Pejabat ini dimarahi & gak ikhlas : " Emas itu bawa pulang! "
saya sudah berikan ke anda, tapi aku sudah sumpah gak menerima, bawa pulang saja!
Kalau ini wali yang bukan dari jalur alim. Alhamdulillah, rejeki dari tuhan.
Wah.. parah!
Makanya, wali yang alim dan yang tidak itu gak bakal nyambung. Gak bakal nyambung, meski maksa disambung-sambungkan.
Baca Juga: Gus Baha dan Waliyullah Iyas bin Mu'awiyah Ra
Ya, gitu ~
Tapi alim yang bukan wali itu lebih aneh. Orang alim, kok bukan jadi kekasih Allah. karena itu tadi karena yang bisa menjaga islam hanya : orang alim, dan pelajar.
karena tadi : logikanya sudah seperti itu. Jika sudah tidak ada ilmu hukum (islam)...dipastikan bakal ada pandangan :
"baik" bagi pelacur adalah pelanggan yang bayar.
"baik" di mata preman adalah anak buah yang setor banyak.
kata "baik" justru untuk hal-hal yang buruk. Paham, ya?!
Kata "baik", tapi untuk hal-hal yang buruk.
Misalkan rukhin itu bos narkoba, punya anak buah pengedar di jakarta tak pernah tertangkap : Jos, pintar!!!
kata "pintar", kok, untuk hal-hal yang buruk?
Paham, ya?
Tapi jika orang memakai hukum tuhan :
" mau pintar ga teretangkap atau tidak, mengedarkan narkoba adalah salah!" Titik
mau bayar atau tidak, yang namanya zina tetaplah buruk! sudah, gitu saja!
malah ada LSM yang lucu. sosialisasi biar tidak kena HIV/AIIDS: Dengan cara bagaimana? memakai kondom! bukannya menyuruh menghindari zina.
Tambah kacau, bukan?!
$ads={2}
Ya, gitu ~
Tapi alim yang bukan wali itu lebih aneh. Orang alim, kok bukan jadi kekasih Allah. karena itu tadi karena yang bisa menjaga islam hanya : orang alim, dan pelajar.
karena tadi : logikanya sudah seperti itu. Jika sudah tidak ada ilmu hukum (islam)...dipastikan bakal ada pandangan :
"baik" bagi pelacur adalah pelanggan yang bayar.
"baik" di mata preman adalah anak buah yang setor banyak.
kata "baik" justru untuk hal-hal yang buruk. Paham, ya?!
Kata "baik", tapi untuk hal-hal yang buruk.
Misalkan rukhin itu bos narkoba, punya anak buah pengedar di jakarta tak pernah tertangkap : Jos, pintar!!!
kata "pintar", kok, untuk hal-hal yang buruk?
Paham, ya?
Tapi jika orang memakai hukum tuhan :
" mau pintar ga teretangkap atau tidak, mengedarkan narkoba adalah salah!" Titik
mau bayar atau tidak, yang namanya zina tetaplah buruk! sudah, gitu saja!
malah ada LSM yang lucu. sosialisasi biar tidak kena HIV/AIIDS: Dengan cara bagaimana? memakai kondom! bukannya menyuruh menghindari zina.
Tambah kacau, bukan?!
$ads={2}
Caranya bukan dengan tidak berzina, tapi memakai kondom. itu kan repot...
Sekarang itu islam dikepung oleh paham seperti itu. Paham humanisme sekarang seperti halnya suriah :
Warga suriah saling berperang, saling membunuh, jelek!!
Swiss negara bagus, tidak ada saling bunuh. Tapi bagi orang alim, pikiran yang pertama muncul : dosa kafii lebih besar daripada membunuh.
yaudah, pokoknya lebih dosar kafir. Dosa tertinggi itu kafir atau membunuh? Kafir!,
setelah kafir barulah dosa membunuh, kemudian dosa berzina. Jadi dalam pikirnya :
Mau hidup di suriah atau swiss?
Dosa di suriah : saling bunuh. Dosa di Swiss : Kafir
Lebih milih suriah, setelah lihat Indonesia :
" Ah, dosanya korupsi. Indonesia saja lah ~ "
Orang alim cara pikirnya begitu. Saya cuma suka yang berbau ilmu. Sampai sekaang, saya tidak berani kaya. Pun ga berani miskin.
Barokah dari ilmu. Misalkan begini ; saya itu sering ngomong ke istri saya. Soalnya dalam urusan anak, saya sering menegur istri
" Aku itu takut pegang duit, Takut jika sampai anakku melihatku bahagia karena punya uang. Aku juga takut ga punya uang, Takut jika anakku berharap duit dari orang lain seperti ia bisa jajan karena diberi tetangga. "
Terus gimana, gus?
Ya, gak gimana-gimana. Ini, kan cuman pingin ngomong aja.
kadang orang alim itu ngomong tanpa harus ada kesimpulan. pingin ngomong aja
Ditulis oleh : Admin rumah-muslimin
Demikian Artikel " Cerita Gus Baha Tentang Kondisi Zaman Saat Ini ( Akhir Zaman ) "
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah -