BAHASA ARAB MENGALAMI PERUBAHAN MAKNA DAN PENGGUNAAN
Gus Baha :
Makruh itu dulu di atas haram, saya ulangi lagi : dulu itu makruh di atas haram
karena, arti dari makruh adalah : dibenci , berarti artinya di atas haram
Sekarang, makruh itu di bawah haram. Semisal bahasa jaman dulu kamu pakai sekarang jadinya kacau.
dulu itu, andai kata sahabat nabi kamu tanya :
Pak sahabat, apa hukumnya kafir?
" Makruh (dibenci Allah)! "
Apa hukumnya berzina?
" Makruh! "
Waktu itu, lho..
Tapi arti dari makruh sendiri adalah di atas haram
dulu, makruh itu berarti: dibenci, jika dibenci, maka artinya berada di atas (level) haram
Makanya kalau mengartikannya harus betul-betul diartikan gak boleh dibahasa arabkan , kalrena kalau sudah bahasa arab, jadinya " peristilahan"
jadi harus tegas memaknainya, " Dan Allah membuat kalian benci pada kekufuran dan kefasikan!"
kamu wajib memaknainya begitu, kalau kamu artikan dengan bahasa arabnanti orang akan menyangkan " makruh" di sini adalah istilah fikih
fikih keknian..
jadinya gini :
" Dan Allah memakruhkan kepada kalian kekufuran "
" Lihat, kufur adalah makruh "
kemudian dalam pikirannya: makruh di sini seperti rokok; di bawah haram, celaka..
makanya, ulama itu penting.. ulama loh ya bukan mubalig.. ulama itu penting!
biar tahu duduk perkaranya!
jadi bahasa itu mengalami perubahan... sangat!
karena, arti dari makruh adalah : dibenci , berarti artinya di atas haram
Sekarang, makruh itu di bawah haram. Semisal bahasa jaman dulu kamu pakai sekarang jadinya kacau.
dulu itu, andai kata sahabat nabi kamu tanya :
Pak sahabat, apa hukumnya kafir?
" Makruh (dibenci Allah)! "
Apa hukumnya berzina?
" Makruh! "
Waktu itu, lho..
Tapi arti dari makruh sendiri adalah di atas haram
dulu, makruh itu berarti: dibenci, jika dibenci, maka artinya berada di atas (level) haram
Makanya kalau mengartikannya harus betul-betul diartikan gak boleh dibahasa arabkan , kalrena kalau sudah bahasa arab, jadinya " peristilahan"
jadi harus tegas memaknainya, " Dan Allah membuat kalian benci pada kekufuran dan kefasikan!"
kamu wajib memaknainya begitu, kalau kamu artikan dengan bahasa arabnanti orang akan menyangkan " makruh" di sini adalah istilah fikih
fikih keknian..
jadinya gini :
" Dan Allah memakruhkan kepada kalian kekufuran "
" Lihat, kufur adalah makruh "
kemudian dalam pikirannya: makruh di sini seperti rokok; di bawah haram, celaka..
makanya, ulama itu penting.. ulama loh ya bukan mubalig.. ulama itu penting!
biar tahu duduk perkaranya!
jadi bahasa itu mengalami perubahan... sangat!
$ads={1}
makanya ada ulama yang menanggali istilah " makruh " dianggapp sebagai " di bawah haram" setelah tahun 300H
Ada tahunnya, dulu orang disebut "ustad: itu terhormat, karena ustad sampai sekarang di mesir itu (untuk) : profesor
Mendapat gelar ustad itu berarti : gelar professor, di sini ustad itu guru TPQ
Jadi orang mesir kalau dolan (main) ke Indonesia takjub : Sebanyak itu profesoornya.. Loh tanyakan ke orang-orang yang kuliah ke Al-Azhar apa itu ustad?
Telah mendapatkan gelar ustad artinya apa?
Profesor bukan sekedar doktor, ustad ituu profesor.. di Indonesia, guru TPQ-TPA itu ustad.. jadi semuanya profesor
Jadi bahasa itu (mengalami perubahan) Yaudah, harus ditanggali (sejak kapan)
" Dan Allah membuat kalian benci (makruh) pada kekafiran & kefasikan! "
makanya Ibnu Taimiyah dan beberapa ulama itu jengkel sekali ketika imam syafi'i bilang : " Saya benci ini!"
kemudia santrinya menganggapnya "hanya makruh"", itu marah besar.. karena imam syafi'i (hidup) di eera orisinil (bahasa)
Jadi ketika bilang " saya benci (makruh) " itu maksudnya: haram!
Karena artinya adalah : " saya tidak menyukai itu! "
makanya ada ulama yang menanggali istilah " makruh " dianggapp sebagai " di bawah haram" setelah tahun 300H
Ada tahunnya, dulu orang disebut "ustad: itu terhormat, karena ustad sampai sekarang di mesir itu (untuk) : profesor
Mendapat gelar ustad itu berarti : gelar professor, di sini ustad itu guru TPQ
Jadi orang mesir kalau dolan (main) ke Indonesia takjub : Sebanyak itu profesoornya.. Loh tanyakan ke orang-orang yang kuliah ke Al-Azhar apa itu ustad?
Telah mendapatkan gelar ustad artinya apa?
Profesor bukan sekedar doktor, ustad ituu profesor.. di Indonesia, guru TPQ-TPA itu ustad.. jadi semuanya profesor
Jadi bahasa itu (mengalami perubahan) Yaudah, harus ditanggali (sejak kapan)
" Dan Allah membuat kalian benci (makruh) pada kekafiran & kefasikan! "
makanya Ibnu Taimiyah dan beberapa ulama itu jengkel sekali ketika imam syafi'i bilang : " Saya benci ini!"
kemudia santrinya menganggapnya "hanya makruh"", itu marah besar.. karena imam syafi'i (hidup) di eera orisinil (bahasa)
Jadi ketika bilang " saya benci (makruh) " itu maksudnya: haram!
Karena artinya adalah : " saya tidak menyukai itu! "
Baca Juga :
- Biografi & Karomah AlHabib Syechan bin Musthofa Al Bahar Wali yang Jadzab (Nyleneh)
- Shalawat Dari Rasulullah SAW Yang Di Berikan Kepada Habib Umar Melalui Mimpinya
- Shalawat Penyembuh Penyakit Dari Sayyidina Al-Faqih Al-Muqqadam Muhammad Bin Ali Ra
- Khasiat Sholawat Ibrahimiyah Supaya Punya Firasat Yang Tajam
Tidak suka itu, bayangkan jika Allah bilang ke kalian : " Saya tidak menyukai itu! "
Parah, kan?
Atau Rasulullah bersabda : " Saya tidak menyukai itu! "
(artinya ini) parah!!
Nah, dulu pernah ada periode : makruh itu di atas haram!
sama, dulu itu ada istilah "mubalig", dan ini luar biasa
Karena menyampaikan firman Allah, Menyampaikan Hukum Allah, Menyampaikan maksud Allah, itu keren..
Orang yang hanya berkata tentang hukum Allah & ayat-ayat Nya.. dulu begitu; sampaikan dari-Ku walau satu ayat!
Tapi lama-lama sebagian mubalig itu menyampaikan isi nafsunya sendiri
" Aku diundang di Batam dikasih segini, itu menjelaskan hukum Allah atau nafsunya sendiri coba? "
Makanya semenjak era-era modern Sayyid Abdullah Al-Haddad itu sering marah, terkenal sekali marahnya beliau di Qutb Al-Irsyad :
" Banyak dai mengklaim bahwa dirinya mendakwahkan Allah. Tapi hakikatnya mendakwahkan dirinya sendiri
Source : Dikutip melalui fanspage facebook Santri Gayeng
ditulis oleh : Admin Rumah-muslimin
Demikian Artikel " Bahasa Arab Mengalami Perubahan Makna Dan Penggunaan"
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah -