SEORANG SAYYID YANG TIDAK MAU DIPANGGIL SAYYID KETIKA BEKERJA
KH. Abdi Kurnia Djohan :
Sahabatku seorang sayyid. Ketika di tempat bekerja ia tidak mau dipanggil dengan sebutan habib. Katanya, itu akan mengurangi profesionalisme. Menurutnya, di tempat bekerja yang dilihat dari seseorang adalah profesionalismenya, bukan nasabnya.
Dia mengatakan, bahwa jika ia melakukan kesalahan di dalam bekerja, kritiklah kesalahan itu. Karena yang dilihat adalah tujuan organisasi dan hasil kerja, lagi-lagi bukan nasab. Menurutnya, jangan karena ia seorang sayyid, dianggap tidak pernah salah walaupun melakukan kesalahan. Tegasnya, bisa rusak perusahaan jika berpikirnya seperti itu.
Ia mengatakan, jangan karena keturunan habib, jika dikritik karena salah, nama besar keturunan diseret-seret untuk pembelaan. Ia bertanya, " apa iya Rasulullah menganggap sepele sebuah kesalahan?"
Dia mengatakan, bahwa jika ia melakukan kesalahan di dalam bekerja, kritiklah kesalahan itu. Karena yang dilihat adalah tujuan organisasi dan hasil kerja, lagi-lagi bukan nasab. Menurutnya, jangan karena ia seorang sayyid, dianggap tidak pernah salah walaupun melakukan kesalahan. Tegasnya, bisa rusak perusahaan jika berpikirnya seperti itu.
Ia mengatakan, jangan karena keturunan habib, jika dikritik karena salah, nama besar keturunan diseret-seret untuk pembelaan. Ia bertanya, " apa iya Rasulullah menganggap sepele sebuah kesalahan?"
Wallahu a'lam Bishowab
$ads={1}
Baca Juga :
- Filosofi Semar, Gareng, Petruk, Bagong (Punakawan) Dalam Islam
- Biografi Habib Muhammad Al Bagir bin Alwi Bin Yahya
- Shalawat Miftah Karangan Habib Ali Al Habsyi ( Shohibul Maulid Simthudduror )
Allahuma sholii 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
dakwahislamiyah93@gmail.com