PELAJARAN TAUHID PENGIKUT MAZHAB ASWAJA HANYA SAMPAI KITAB AL-JAWAHIRUL KALAMIYYAH
KH. Abdi Kurnia Djohan :
Kebanyakan pengikut Mazhab Aswaja mempelajari tauhidnya hanya sampai di Kitab al-Jawahirul Kalamiyyah. Setelah belajar kitab itu, kebanyakan tidak melanjutkan lagi kajiannya. Hanya yang mondok di pesantren atau mengaji kepada para ulama saja yang melanjutkan bahasan tauhid hingga ke kitab-kitab menengah.
Dikatakan bahwa Mazhab akidah yang dianut warga Aswaja adalah Asy'ariyyah. Namun, sayangnya kajian Asy'ariyyah yang diikuti warga Aswaja tidak dibarengi dengan studi perbandingan dengan kajian akidah versi Mazhab lain, misalnya dengan Mu'tazilah.
Sampai sekarang, kebanyakan warga Aswaja tidak bisa menjawab pertanyaan, " apa keunggulan Asy'ariyyah dibandingkan Mu'tazilah?" Jawaban yang umum diberikan adalah bahwa Mazhab Asy'ariyyah lebih moderat dibandingkan Mu'tazilah. Tapi, ketika disampaikan bahwa Mazhab Mu'tazilah mempunyai perhatian lebih terhadap ide keadilan sehingga karena keadilan itu setiap muslim harus berpikir kritis, jawaban kebanyakan pengikut Asy'ariyyah adalah bahwa keadilan itu adalah hak Allah, makhluk hanya mengikuti apa yang Allah gariskan. Tetiba gaya jawabannya berubah menjadi agak Jabbariyyah...hehehe...
Sehingga yang menjadi pertanyaan adalah apakah moderat yang dipilih Asy'ariyyah itu maksudnya supaya gampang belok sana belok sini (benani) hehehe...Sehingga di dalam politik, Mazhab Asy'ariyyah dapat dengan mudah dibelokkan untuk menjadi stempel pihak yang berkuasa karena kehilangan daya kritisnya.
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholii 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim