DALIL MENGUCAPKAN NIAT PUASA RAMADHAN SELAMA 1 BULAN PENUH
Sebagai pengikut Madzhab Syafi'i, tidak ada salahnya jika sekali-kali kita berpindah madzhab ke salah satu madzhahib al-arbaah. Hal ini biasa dilakukan oleh Ulama2 besar dan pengikutnya mulai zaman dahulu hingga sekarang.
Misal dalam hal niat puasa. Madzhab Syafi'i berpendapat niat Puasa Romadon haruslah dilakukan SETIAP hari dan wajib di malam hari (alokasi waktu niat mulai Magrib sampai menjelang subuh). Barang siapa lupa niat, maka hilanglah kesempatan berpuasa pada hari itu, alias tidak sah puasa nya. Berbeda kalau puasa sunah, niat disiang haripun Ndak masalah asal belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.
Oleh sebab itu, karena kejadian lupa niat ini sering terjadi, sangatlah perlu kita antisipasi dengan mengikuti madzhab Maliki. Menurut mereka niat puasa Ramadhan itu bisa diropel diawal bulan. Semisal dengan bahasa;
نويت صوم شهر رمضان هذه السنة فرضا لله تعالى.
"Saya niat puasa Sebulan penuh ramadhan tahun ini, Fardhu karena Alloh".
Dengan begitu, bagi kita yang sudah niat seperti diatas tidak perlu lagi untuk niat puasa tiap hari. Namun demikian, saran para ulama, bagi kita madzhab Syafi'i tetap diupayakan niat tiap hari. Nah, kalau suatu saat lupa niat, kita tinggal menyengaja mengikuti (taqlid) madzhab Maliki. Sebab diawal bulan kita sudah pernah niat Puasa ropel sebulan penuh.
Lalu, bagaimana kaitannya dengan fiqh puasanya madzhab Maliki? Bukankah kalau pindah madzhab lain, tidak boleh setengah-setengah dalam satu qodliyah (ibadah/muamalah) tertentu?
Benar..... Memang harus satu Paket PUASA ala madzhab Maliki kita ikuti secara utuh. Mulai syarat, rukun dan hal2 yang membatalkan puasa. Dalam hal ini Alhamdulillah nya antara madzhab Syafi'i dan Maliki sama. Berbeda dengan madzhab Ahmad bin Hambal semisal, luka mengeluarkan darah saja membatalkan puasa.
Referensi;
- Hasyiyah al-Bajuri ala Fathul Qorib, Bab Puasa.
- I'anah al-Tholibin Hasyiyah Fathul Mu'in.
Wallohul Muwafiq.
(Zahro Wardi, Trenggalek, Ahad 05/05/2019, LBM)
Allahuma sholii 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim