AYAH DARI KH. ABDI KURNIA DJOHAN BERDAKWAH DITENTANG PKI
KH. Abdi Kurnia Djohan :
Pada tahun 1979 ketika almarhum Bapak menghidupkan masjid yang "hampir" mati dari kegiatan pengajian, para mantan anggota PKI di tempat kami tinggal, bereaksi menunjukkan ketidaksukaan. Mereka mengadakan pertemuan di rumah salah seorang tokoh, pada malam hari untuk membahas mulai ramainya kegiatan masjid. Sebagian dari mereka mengatakan bahwa ramainya kegiatan di masjid itu mengganggu ketenangan lingkungan.
Ketidaksukaan mereka makin menjadi ketika almarhum Bapak mencoba mendirikan madrasah ibtidaiyah di lingkungan kami tinggal. Tujuan dari Bapak adalah supaya anak-anak mengenal ajaran agama sejak dini dan memudahkan mereka yang tidak diterima belajar di sekolah negeri karena tidak penuhi syarat umur.
Seorang sesepuh warga, yang diketahui pernah bergabung menjadi anggota Serikat Buruh PKI mendatangi Bapak sambil membawa golok. Dengan mengacungkan golok, orang tua itu berkata, " hei Johan, kalau kamu bikin macem-macem di sini, ini golok yang bakal tegur kamu!!!"
Perkara diancam golok dan didatangi preman yang mabuk sambil membawa potongan beling, almarhum Bapak sudah kenyang menghadapi. Bahkan pernah ada mantan anggota PKI yang menantang almarhum Bapak berkelahi karena kekesalannya melihat sepak terjang Bapak berdakwah di kampung yang didominasi para mantan simpatisan PKI.
Dari kisah-kisah dakwah yang dituturkan Bapak kepada saya, saya jadi paham bagaimana karakter dakwah. Adakalanya lembut dan adakalanya juga harus tegas.
Ilă rūhi wālidi Haji Djohan Abidin alfātihah...
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholii 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
