PERTANYAAN SEORANG ANAK KEPADA AYAHNYA YANG SEORANG ULAMA TENTANG MENIMBA ILMU AGAMA
" Ayah, kenapa kualitas orang-orang yang menuntut ilmu agama itu berbeda-beda, padahal mereka belajar kepada guru yang sama dan membaca kitab yang sama? Kenapa itu bisa terjadi?" demikian tanya satu dari anak saya kepada saya.
Saya mencoba menjawab seperti ini:
Guru yang sama dan kitab yang sama tidak menjadi jaminan bahwa kualitas pemahaman ilmu agama di antara para penuntut ilmu agama itu akan sama. Karena latar belakang lingkungan para penuntut ilmu yang berbeda-beda, akan membedakan kepahaman mereka terhadap ilmu yang didapat.
Anak saya pun bertanya lagi, " bagaimana jika latar belakang mereka semuanya itu sama, seperti anak-anak ayah ini?"
Latar belakang yang sama pun tidak menjamin bahwa kualitas ilmu yang diterima akan sama. Karena masing-masing dipengaruhi kerelaannya.
Anak pun bertanya lagi, " bagaimana kalau kerelaan dari semuanya itu sama? Apakah kualitas ilmu yang didapat juga sama?"
Kerelaan yang sama juga tidak menjadi jaminan, bahwa kualitas ilmu yang akan diperoleh akan sama.
Anak pun bertanya, "lalu apa yang membedakan semuanya?"
Saya menjawab, "yang membedakan semuanya adalah keikhlasan di dalam menuntut ilmu."
Anak bertanya, " bagaimana itu keikhlasan itu ayah?"
Keikhlasan itu adalah kamu menuntut ilmu itu karena Allah bukan karena siapa yang mengajarkanmu dan bagaimana dia mengajarkanmu. Kamu mengikhlaskan semua yang kamu hadapi karena Allah meskipun orang yang mengajari kamu tidak memperlakukan kamu dengan hormat. Tapi kamu tetap yakin bahwa ilmu itu datang dari Allah. Sedangkan gurumu hanyalah tempat yang ditunjuk Allah sebagai transitnya ilmu. Sehingga suka atau tidak suka, terhadap sikap gurumu, kamu tetap datangi gurumu semata-mata karena Allah. Sampai Allah menentukan keputusan-Nya apakah kamu tetap bersama gurumu itu atau ditakdirkan bertemu guru yang lain, tanpa ada kebencian yang tersisa di dalam hati. Di situlah, Allah akan tunjukkan kualitas seorang penuntut ilmu dan membedakannya dari yang penuntut ilmu yang lain, tanpa sedikit pun terbersit rasa bangga di dalam hatinya.
Di kisahkan oleh : KH. Abdi Kurnia Djohan melalui akun facebooknya
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholii 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim