ISTIQOMAH DALAM KETAQWAAN, MUDAH DALAM MELEWATI SHIROTOL MUSTAQIM DI AKHIRAT
Istiqomah di jalan yang lurus di dunia maka kita akan mudah berjalan dijalan yg sama nanti diakhirat(di al-shirath al-mustaqim) --
Guru Mulia Al-Habib Umar bin Hafidz:
Di antara penyakit-penyakit hati, ada yang kehadirannya tidak diketahui sang pengidap penyakit. Ada kalanya si sakit mengetahui adanya penyakit, tetapi ia tidak sanggup bersabar untuk menelan pahitnya obat, karena obat bagi penyakit hati adalah melawan nafsu. Kadang pengidap penyakit hati mampu bersabar dalam berobat, tetapi ia tidak menemukan dokter yang mumpuni untuk mengobatinya.
Adapun tanda-tanda kesembuhan adalah istiqamah dalam men-jalankan semua budi baik secara proporsional, tidak berlebihan dan tidak terlalu sedikit.
Ketika jalan tengah yang hakiki begitu samar, bahkan lebih lembut daripada rambut dan lebih tajam daripada pedang, maka orang yang sanggup berjalan di atas jalan tersebut di dunia berhak untuk bisa berjalan di jalan yang serupa (yaitu al-shirath al-mustaqim) di akhirat. Allah Swt. berfirman:
"Dan tidak ada seorang pun di antara kamu yang tidak mendatanginya (neraka). Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu ketentuan yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam (neraka) dalam keadaan berlutut" (QS Maryam [19]: 71-72).
Yang dimaksud dengan orang-orang yang bertakwa pada ayat ini adalah orang-orang yang lebih dekat pada jalan yang lurus. Dan karena istiqamah itu sulit, setiap hamba diharuskan untuk berdoa, "Tunjukkanlah kepada kami jalan yang lurus" (QS Al-Fatihah [1]: 6). Sebanyak 17 kali dalam sehari. Surah Al-Fatihah tersebut wajib dibaca dalam setiap rakaat shalat.
Diriwayatkan bahwa ada sebagian orang bermimpi melihat Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam dalam mimpinya ia bertanya, "Engkau telah mengatakan, 'Surah Hud telah membuatku beruban'. Mengapa demikian?"
Rasulullah menjawab, "Karena firman-Nya, 'Maka tetaplah engkau (Muhammad) (di jalan yang lurus), sebagaimana telah diperintahkan kepadamu'" (QS Hud [11]: 112].
Oleh karena itu, setiap orang hendaknya berupaya sungguh-sungguh untuk mendekat pada derajat istiqamah jika memang belum mampu beristiqamah yang sebenarnya. Marilah kita memohon kepada Allah agar menjadikan kita termasuk orang-orang yang bertakwa.
Wallahu a'lam Bishowab
Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa'ala alihi washobihi wasalim