AMALIAH YANG SAMA BUKAN JAMINAN UNTUK BISA MEMPERTEMUKAN DAN MENYATUKAN
Masyarakat yang tinggal di sekitarnya sangat cinta kepada para habib. Setiap ada perhelatan keislaman, para habib itu selalu diundang, disambut dengan meriah dan dimuliakan. Namun, satu waktu, ia mengundang para pecinta habib itu ke majelisnya. Tujuan semula adalah untuk memperkenalkan majelis yang ia ampu.
Tapi, apa lacur, ketika menyampaikan sambutan, dari lisannya meluncur sikap meremehkan dan menghina para habib. Tentu, para pecinta yang hadir di situ saling pandang satu sama lain, keheranan. Kenapa orang yang dianggap sama dari semua aspek, malah mengajak para pecinta habib untuk memusuhi yang dicintainya? Bukankah hanya wahabi dan teman-temannya yang membenci para habib?
Sambil menahan geram dan murka, para tetangga itu pun satu per satu meninggalkan majelis. Akhirnya yang tersisa di situ hanyalah pengampu majelis dan teman-teman yang seleranya sama dengan si empunya majelis. Satu dari tetangga itu berkata, " seandainya habib mengizinkan kami boleh melawan, sudah kami ratakan majelis itu!"
Ternyata pada masa sekarang ini, zikir dan amaliah yang sama bukan jaminan untuk bisa mempertemukan, apalagi menyatukan.
Oleh : KH. Abdi Kurnia Djohan
Wallahu a'lam bishowab
Allahuma sholii 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim