TELADAN IMAM MALIK KETIKA MENANGGAPI PERTANYAAN ORANG YANG TIDAK WARAS
Teladan Imam malik bagaimana menanggapi pertanyaan orang yang tidak waras (tidak pakai akal, bertanya untuk merendahkan).
Habib Munzir al Musawa : Diriwayatkan bahwa seseorang datang bertanya kepada Al Imam Malik Ra. Beliau adalah seorang Imam besar di Madinah Al Munawwarah, datang seseorang yang sorbannya sangat besar, Al Imam tau di masa itu jika seseorang sorbannya semakin besar maka semakin banyak ilmunya.
Suatu ketika datang kepada beliau seseorang yang sorbannya sangat besar, dan ketika itu Imam Malik sedang duduk dengan menyelonjorkan kakinya sedang duduk santai bersama beberapa muridnya karena bukan di waktu mengajar, ketika orang itu muncul dihadapannya Al Imam pun segera menarik kakinya seakan-akan beliau duduk tawarruk karena ia menyangka yang datang adalah Ulama besar.
Maka orang itu berkata: ” Assalamu’alaikum, wahai Imam Malik aku datang untuk bertanya “, Al Imam menjawab: ” Labbaik wa sa’daik, iya silahkan apa yang akan kau tanyakan semoga aku bisa menjawabnya?”,
orang itu berkata: ” wahai Imam bagaimana jika esok matahari tidak lagi terbit?”,
maka Imam Malik diam lalu tersenyum dan berkata: ” kalau besok matahari tidak terbit berarti aku boleh melonjorkan kakiku lagi”,
maksudnya apa? Jika ia bukan orang yang tidak waras berarti ia bukan ulama, masa iya menanyakan jika matahari tidak terbit kepada Imam Malik, maka ia bukanlah ulama yang bertanya hal yang demikian itu. Demikianlah Al Imam Malik bin Anas bin Malik yang mengambil sanadnya dari Al Imam Ja’far bin Muhammad Al Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib suami Fathimah Az Zahra’ putrid Rasululllah Saw.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Makna dari yang saya sampaikan tadi adalah tidak semua pertanyaan harus dijawab. Jika muncul pertanyaan dari musuh-musuh Islam atau orang-orang yang tidak waras dan lainnya, maka tidak perlu semua pertanyaannya dijawab karena hal yang demikian telah diperbuat oleh para imam terdahulu, buktinya Imam Malik melakukan demikian, ketika ditanya ” jika matahari tidak muncul besok”, maka beliau santai saja menjawabnya sambil bercanda dan tertawa tidak serius menjawabnya,
tidak perlu dihoramati sebgaimana penghormatan kepada ulama’, karena penghormatan pada Ulama’ sebagaimana dijelaskan oleh para muhadditsin jika para ulama datang maka dianjurkan untuk berdiri menghormatinya , atau orang shalih atau orang yang lebih tua dan tidak dikenal bahwa ia adalah orang yang fajir atau ia adalah pemimpin muslimin maka disunnahkan untuk berdiri menyambut kedatangannya, demikian pendapat Al Imam An Nawawy, dan Al Imam Ibn Hajar dan lainnya.
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholi 'ala sayidina Muhammad nabiyil umiyi wa 'alihi wa shohbihi wa salim