PROFIL PONDOK PESANTREN HIDAYATUL MUHAJIRIN KALIMANTAN BARAT
Nama Pontren : Hidayatul Muhajirin
Pendiri : Ustadz Nawawi Sabiq
Tahun Berdiri : –
Pengasuh :
Alamat : Jl,Tanjung Pura Sei Melayu Baru Kecamatan Tumbang Titi Ketapang Kalimantan Barat
Pendiri : Ustadz Nawawi Sabiq
No.Telp : –
Website :
Jumlah santri : 495 orang
Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Madrasah Tsanawiyah (MTs) Madrasah Aliyah (MA) Madrasah Diniyah (MD)
Biaya ; –
Sejarah Berdiri & Perkembangannya
Citra tentang lokasi transmigrasi yang baru saja dibuka selalu digambarkan dengan suasana yang memprihatinkan.Kondisi sosial yang tidak aman karena gangguan binatang buas,tanah yang gersang penuh semak belukar,jalan tanah becek,tak dapat dilalui kendaraan bermotor,serta kelangkaan fasilitas pendidikan adalah realitas empiris yang harus dijalani dan dinikmati oleh para transmigran yang baru ditempakan.Gambaran seperti itu pula yang mewarnai Desa Sei Melayu Baru Kecamatan Tumbang Titi,sebuah lokasi transmigrasi yang dibuka pada tahun 1990-an .
Gambaran yang kurang menyenangkan tentang lokasi transmigrasi menyebabkan masyarakat semakin enggan untuk pergi bertransmigrasi,padahal kehidupan di tempat asal sudah cukup memperihatikan.
Adalah Ustadz Nakhrowi Sabiq,seorang dai pelopor yang ditugaskan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk melakukan syiar agama Islam di daerah trans-migrasi ingin mengubah citra buruk tentang lokasi tarnsmigrasi. Langkah yang dilakukan adalah dengan membangun lembaga pendidikan Islam di lokasi transmigrasi Sei Melayu Baru. Dai muda lulusan Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’in ini mengawali pembukaan lembaga pendidikan dengan mendirikan sebauh mushala kecil pada 1994. Di mushala ini dilengkapi dengan beberapa unit asrama darurat terbuat dari dinding papan beratap ilalang. Tempat ini merupakaan cikal bakal berdirinya Pondok Pesantren Hidyatul Muhajirin. Nama Hidayatul diambil dari nama depan pondok pesantren tempat Ustadz Nakhrowi”nyantri” yakni Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin, pimpinan KH.Machrus Aly berlokasi di Lirbiyo Kediri Jawa Timur. Tahun 1994, Pondok Pesantren Hidayatul Muhajirin merintis pendidikan formal Madrasah Tsanawiyah (MTs). Walaupun saat itu tempat belajarnya sangat tidak layak,namun animo para orang tua untuk memasukan anaknya ke MTs Hidayatul Muhajirin sangatlah tinggi. Para orang tua sudah sangat sadar akan pentingnya pendidikan bagi anaknya dengan harapan kelak anaknya dapat ”mengubah nasib “ Paling tidak nasibnya tidak seperti yang dialami oleh orang tuanya . Para orang tua samgat yakin bahwa bekal pendidikan yang cukup dapat menghantarkan manusia memperoleh jalan kehidupan yang baik. Pada posisi ini berati kehadiran Pondok Pesantren Hidayatul Muhajirin sangat dibutuhkan oleh masyarakat setempat.
Ketika Pondok Pesantren Hidaytul Muhajirin dapat diterima sebagai salah satu pranata sosial, berate ia tidak sadar sekedar sebagai lembaga lembaga pendidikan semata,namun fungsinya jauh lebih berati karena pondok pesantren ini juga berperan sebagai “agent of social change “ Lebih menarik lagi, karena dalam perkembangan lebih lanjut Pondok Pesnatren Hidayatul Muhajirin dapat dipandang sebagai lembaga countre terhadap gencarnya gerakan misionaris saat itu. Memang,ketika itu Sei Melayu Baru banyak didatangi oleh para zending yang secara ekspansif ingin mengajarkan iman kristiani pada masyarakat transimgrasi.
Setelah 6 tahun berkembang,Pondok Pesanteren Hidayatul Muhajirin mulai membuka lembaga pendidikan Taman Kanak kanak (TK),Madrasah Diniyah (MD), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Aliyah (MA).
Keadaan Masyarakat Sekitar Pondok Pesantren
Pondok Pesantren Hidayatul Muhajirin berada di pemukiman transmigrasi . Tepatnya di Jl. Tanjung Pura Sei Melayur Baru Kecamatan Tumbang Titi Kabupaten Ketapang. Karena berada di pemukiman transmigrasi , tentu saja masyarakat pen-dukungnya adalah warga taransigran. Sebagai para pendatang dari tanah Jawa ini telah mulai mencintai tempat tinggalnya yang baru, sebagai “tanah harapan” Para transigran kebanyakan bekerja sebagi petani kelapa sawit.
Tidak seuruh masyarakat pendukung Pondok Persantren Hidayatul Muhajirin adalah warga transmigran,ada juga beberapa keluarga yang merupakan penduduk asli setempat . Kebanyakan mereka bekerja sebagai penambang emas tradisional, pedagang dan buruh. Jarang ada yang bekerja sebagai pegawai negri sipil (PNS).
Kehidupan para transmigran ini dapat dikatakan sudah mulai mapan dibandingkan ketika pertama kali mereka datang ke lokasi transmigrasi pada tahun 1994. Adaptasi para pendatang dengan penduduk asli berlangsung secara damai. Bahkan, ada diantara keluarga pendatang yang menikah dem]ngan penduduk asli. Perkawinan ini telah melahirkan sebuah generasi campuran antara etnis Jawa dengan etnis Melayu,yang merupakan etnis asli Ketapang .
Tidak seluruh ,Masyarakat Sei Melayu Baru penganut Islam, beberapa menganut agama Kristen Protestan. Namun , sekat agama ini tak harus membuat mereka berjarak. Nyatanya,mereka dapat hidup damai, bahkan pertikaian etnis di Sambas yang melibatkan etnis Madura dan Melayu tidak berpengaruh disini.
Organisasi Kelembagaan
Penyelenggaraan kegiatan pondok pesantren yang bersifat kepesantrenan dilaksanakan langsung oleh para kyai.
Kegiatan ini meliputi pengasramaan,pengajaran kitab Tahfidzul Qur’an.
Sedangkan kegiatan pendidikan formal dikelola oleh yayasan Al Muhajirin yang didirikan oleh para pengasuh pondok pesantren dan tokoh masyarakat.
Yayasan ini memiliki struktur ketua yayasan,pimpinan pondok pesantren,sekertaris,dan bendahara. Seksi-seksi yang ada dalam struktur kepengurusan pondok pesantren adalah pendidikan (3 orang),keamanan (3 orang),pembanguanan (2 orang), dan hubungan masyarakat (2 orang).
Kegiatan Pendidikan Dan Ciri Khas
Dalam kerangka pengembangan kelembagaan dan pendidikan,segala upaya ditempuh oleh para pengurus dan guru. Salah satunya adalah dengan mengembangkan jalur pendidikan formal (sekolah) dan non formal (kepesantrenan).
1.pendidikan sekolah
Pendidikan sekolah (formal) yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Hidayatul Muhajirin adalah sebagai berikut :
Taman Kanak-Kanak (TK), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTS), dan Madrasah Aliyah (MA).
2.pendidikan Kepesantrenan (non-formal)
Disamping mengikuti pendidikan formal (klasikal), para santri juga di wajibkan mengikuti pendidikan kepesantrenan, yang meliputi: Madrasah Diniah (MD), Takhfidzul Quran, dan Pengajian kitab-kitab klasik (kitab kuning).
Jenjang/tingkat dari program Madrasah Diniah adalah Tingkat Awaliyah, Tingkat Mutawasitha, dan Tingkat Takhassus. Adapun Materi dan kitab yang diajarkan adalah sebagai berikut : Fiqih ; Safinatunnajat, Fath Al-Qarib, I’anatut Tolibin, Fath Al-Wahab ; Tauhid : Aqidatul ‘Awam, Qotrul Ghoits, Tijan, Jawahir Al-Kalam ; Al-Qur’an : Metode Iqro ; Tafsir Qur’an : Tafsir Jalalain ; hadist : Arba’in Nawawi, Bulugh Al-Maram ; Bahasa Arab : Al-Jurumiyyah, Imrithi, Alfiyah, Amtsilatut Tasrifiyah.
Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan eksrakurikuler yang dijadikan unggulan Pondok Pesantren Hidayatul Muhajirin adalah muhadharah atau pidato berbahasa arab. Kegiatan ini dijadikan unggulan dengan tujuan untuk melatih santri memiliki kepercayaan diri sehingga terampil dalam berdakwah atau berbucara di muka umum. Selain itu, ciri khas yang di kembangkan takhfidzul Qur’an atau menghafal ayat Al-Qur’an.
Santri, Kyai dan Ustadz/Guru
Jumlah santri yang ditampung di Pondok Pesantren Hidayatul Muhajirin sebanyak 495 orang. Terdiri dari 125 santri mukim dan 370 santri tidak mukim. Dari seluruh santri tersebut, terdiri dari 245 putra dan 252 orang putri. Sebagaimana telah diungkapkan bahwa seluruh santri di samping belajar di pendidikan formal (sekolah) juga diwajibkan belajar kepesantrenan sehingga tidak dikenal santri khusus mengaji.
Untuk mendidik sejumlah santri, Pondok Pesantren Hidayatul Muhajirin memiliki 25 tenaga pengasuh, yang terdiri dari 1 orang kyai, 1 orang badal kyai, 5 orang ustadz, serta 16 orang guru. Dilihat ditingkat pendidikannya, 10 orang lulusan SLTA, 4 orang D3, 3 orang S1, dan 8 orang lulusan pondok pesantren. Dilihat dari status kepegawaian, seluruh tenaga pengasuh merupakan tenaga tetap, dengan lama mengajar cukup bervariasi, yakni 6 orang 0-5 tahun, dan 18 orang telah mengabdi 5-8 tahun.
Prasarana
Melihat prasarana yang tersedia, terkesan sangat minim apalagi bila dibandingkan dengan jumlah santri yang tertampung. Dengan luas bangunan seluruhnya 750 m2 , Pondok Pesantren Hidayatul Muhajirin memiliki sarana sebagai berikut : 1 ruang belajar, 1 ruang pengasuh/ustadz, 1 ruang tata usaha, 1 masjid, 7 ruang asrama putra, 10 ruang/loka asrama putri, 1 unit rumah pimpinan, 1 unit dapur umum.
Sumber Dana dan Usaha Ekonomi
Untuk pembiayaan seluruh kegiatan operasional, pondok pesantren memiliki beberapa sumber daya ekonomi, yakni SPP santri, uang masuk santri baru, donator, usaha warung koperasi yang menyediakan bebrbagai keperluan santri, usaha pertanian, dan peternakan ungags.
Namun, sumber-sumber ekonomi tersebut belum seluruhnya dapat munutup kebutuhan dan operasional, sehingga dalam setiap kesempatan pondok pesantren tidak segan-segan secara kreatif menggalang dana dengan mengajukan proposal permohonan ke instansi-instansi pemerintah.
Program Pengembangan
Kehadiran Poindok Pesantren Hidayatul Muhajirin di tengah-tengah masyarakat adalah tuntutan dari masyarakat sendiri. Oleh karena itu, dalam perjalanannya tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Demikian pula dalam pengembangannya, masyarakat turut serta membesarkan pondok pesantren ini. Seperti halnya yang sedang terjadi saat ini, penambahan local untuk asrama putra di lakukan bersama-sama dengan masyrakat. Masyarakat secara bergotng royong membantu penyelesaian pembangunan gedung asrama yang kini dalam proses penyelesaian.
Tentu saja program pengembangan masyarakat menjadi salah satu program yang tak terpisahkan dari seluruh program kerja yang ada. Kehadiran Pondok Pesantren Hidayatul Muhajirin telah ikut memberi warna kehidupan keagamaan lokasi transmigram sei Melayu Baru, karena pondok pesantren ini turut berperan sebagai “Agent of social change”.
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholii 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
Tags:
Info Pondok Pesantren