Pesan Imam Al-Haddad Untuk Para Pemimpin
Dalam kitab Risalah Muawanah, Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad berwasiat sebagai berikut:
“Wahai saudara-saudaraku hendaknya kalian memperlakukan gembalaanmu (rakyatmu) yang khusus dan umum dengan keadilan dan pemeliharaan yang sempurna serta perhatian penuh. Allah SWT akan meminta pertanggungjawabanmu tentangnya, dan setiap penggembala akan ditanya tentang gembalaannya. Yang kumaksudkan dengan gembalamu yang khusus adalah ketujuh anggota tubuh; lidah, teliga, mata, perut, kemaluan, tangan dan kaki. Semua itu adalah gembalaan yang merupakan amanat bagi kalian untuk memeliharanya. Maka kewajiban kalian adalah menjaganya dari maksiat terhadap Allah SWT. Serta menggunakannya untuk mengerjakan ketaatan pada-Nya. Sebab Allah telah menciptakannya dengan tujuan agar kalian melakukan ketaatan pada-Nya. Semua itu termasuk karunia terbesar Allah atas dirimu. Mensyukurinya ialah dengan jalan menggunakan anggota tubuhmu itu untuk melakukan ketaatan kepada-Nya dan tidak melakukan maksiat terhadap-Nya. Apabila tidak melaksanakan hal itu berarti kalian telah menggantikan karunia Allah dengan kekufuran (pengingkaran).
Walaupun Allah menciptakan anggota-anggota tubuh tersebut untukmu serta menjadikannya tunduk dan taat sepenuhnya kepadamu, kalian tidak boleh menggunakannya untuk bermaksiat kepada-Nya. Setiap anggota tubuh yang akan kau gunakan untuk maksiat seakan-akan berkata, “Wahai hamba Allah, taatlah kepada-Nya dan jangan memaksaku mengerjakan sesuatu yang diharamkan olehnya.” Bila engkau tetap menggunakannya untuk maksiat ia kelak akan kembali kepada Allah seraya berkata, “Telah kularang dia, wahai Tuhanku. Tetapi ia menolak mendengarkan nasehatku. Sungguh aku tidak ikut bersalah.
Pada hari kiamat kalian akan berdiri di hadapan Allah SWT dan semua anggota tubuh kalian akan berbicara sebagai saksi atas perbuatan kalian, yang baik maupun yang buruk. Yaitu pada suatu hari yang tidak dapat ditolak kedatangannya, kalian tidak memperoleh tempat berlindung di hari itu dan tidak pula dapat mengingkari dosa-dosa yang kalian perbuat.
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,
Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,
Adapun yang kumaksud dengan gembalaanmu atau rakyatmu yang umum ialah mereka yang Allah jadikan berada di bawah kepemimpinanmu, yakni, anak, istri dan pelayanmu. Mereka semua adalah rakyatmu yang wajib bagimu memberi pengarahan agar mereka menjauhkan diri dari maksiat yang diharamkan-Nya. Jangan sekali-kali membiarkan mereka meninggalkan yang wajib atau melanggar yang haram. Ajaklah mereka ke arah yang memberi keselamatan dan kebahagiaan di negri akhirat sempurnakanlah pendidikan mereka dan jangan menanamkan di hati mereka kecintaan terhadap dunia serta berbagai syahwatnya. Agar kalian tidak membuat kerugian bagi mereka. Sebagaimana telah diriwayatkan bahwa anak dan istri seseorang tidak akan melepaskannya di hadapan Allah pada hari kiamat, mereka akan berkata, “Wahai Tuhan kami, dia tidak mengajarkan kepada kami hak-Mu yang Kau wajibkan atas kami. Karenanya, berilah ia hukuman atas kelalaiannya terhadap kami.”
Di bagian lain beliau menjelaskan tentang pentingnya perlakuan yang adil dan bijaksana bagi keluarga. “Hendaknya kalian memperlakukan keluarga kalian dengan adil. Yaitu dengan memberi mereka hak masing-masing. Serta bergaul dengan mereka dengan sebaik-baik perilaku dan mencegah sebagian mereka berlaku dholim terhadap sebagian yang lain.
Jangan bersikap berlebihan dalam menuntut hak-hak kalian yang diwajibkan Allah atas mereka. Perlakukan mereka dengan lemah lembut serta akhlaq yang mulia. Bercandalah dengan mereka pada waktu-waktu tertentu agar menghilangkan keseganan dan menumbuhkan keakraban dengan tetap menjaga wibawa dan kehormatan.“
Demikianlah sedikit kalam nasehat beliau yang dapat kami terjemahkan dalam kitabnya “Risalatul Muawanah“
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholii 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa bariik wa salim