KETIKA MALAIKAT MAUT MERASA HERAN
Saat Malaikat datang menjemput, tak ada yang sanggup menghalangi. Semua yang telah dikehendaki Allah, tak ada makhluk yang mampu memajukan atau mengundurkan waktunya.
Al-'Amasy meriwayatkan dari Khaitsmah bahwa suatu ketika Malaikat Maut mendatangi Nabi Sulaiman a.s., putra Nabi Daud a.s. dan mulai mengamati salah seorang dari sahabatnya. Ketika dia telah pergi, sahabat itu bertanya, "Siapa itu tadi?" Lalu dikatakan bahwa itu adalah Malaikat Maut. Sahabat Nabi itu pun berkata, "Dia memandangiku terus-menerus seolah-olah dia mengincarku."
"Lantas, apa keinginanmu?" tanya Nabi Sulaiman.
Karena dia tahu Nabi Sulaiman memiliki kemampuan mengatur arah angin, dia langsung meminta bantuanya.
"Saya ingin agar Tuan mau menyelamatkan aku dari dia, dengan cara menyuruh angin membawa saya ke tempat yang paling jauh di India," pintanya.
Lalu, Nabi Sulaiman pun memenuhi keinginannya. Angin membawa sahabatnya itu sesuai keinginannya.
Suatu ketika, Malaikat Maut datang kembali ke istana Sulaiman. Beliau bertanya, "Tadi kulihat engkau menatap ke arah sahabatku terus-menerus, ada apa gerangan?"
"Ya, aku memang mengamatinya. Aku sangat heran, sebab aku telah diperintahkan Allah untuk mencabut nyawanya di bagian yang paling jauh di India dengan segera. Namun, melalui engkau dia malah sedang menuju ke tempat itu. Karena itu, aku jadi heran?!"
--Imam Al-Ghazali dalam kitab Dizkr Al-Maut, Ihya Ulumuddin.
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholii 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
Tags:
Tasawuf