Keringat Dzurriyat Rasulullah SAW
Di Jawa Timur ada Kiai namanya Kiyai Moh. Hasan. Beliau adalah pendiri Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong Kraksaan Probolinggo. Beliau itu termasuk wali Allah yang luar biasa. Kalau beliau mau kedatangan Ahli Bait, keturunan nabi, Habib, beliau lari menjemput sambil berkata ada raihatul musthafa, ada bau harum badan Rasulullah Saw. Padahal kuturunan nabi itu entah baru sampai dimana.
Diantara Karamahnya. Suatu ketika, saat ada seorang haji mau sowan kepada Kiai Hasan. Pak haji ini menyewa mobil, kebetulan yang jadi sopirnya Ahli Bait (Habib/Syarif). Cuma haji ini tidak tahu kalau itu adalah Ahli Bait.
Di dalemnya, Kiai Hasan bilang sama anak-anaknya: tolong kamar tidur dirapikan kita mau kedatangan Habib. Habibnya siapa? Tanya putra kiai Hasan. Nanti saya tunjukan kalau sudah datang, jawab kiai Hasan.
Setelah haji itu tiba di rumah kiai Hasan, kiai Hasan bertanya pada haji itu, Haji supirmu dimana? Sopir kuleh asaren kiai, Sopir saya tidur Kiyai, Jawab Haji. Kiai balik bertanya, e'ka'emmah (dimana)? Di Mobil Kiai, jawab Haji. Saya mau dekati dia boleh ya, kiahi meminta ijin.
Yik bungoh Yik (Habib bangun Bib). Sopir itu kaget, karena seumur-umur tidak ada yang manggil sayyid, atau Habib. Ternyata sang sopir bermarga al Jufri.
Kiai Hasan ditanya: darimana tahu sopir itu Habib? Dari bau keringatnya, bau keringat kangjeng Nabi, kata kiai Hasan.
Itu hebatnya ulama-ulama kita dahulu, sejauh itu pandangannya, dari hormatnya pada Ahli Bait Nabi.
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholii 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa bariik wa salim