Kaum Tubba' Sudah Mengenal Rasulullah SAW
Sebagaimana disinggung di atas, kaum Tubba’ sebenarnya telah mengenal Rasulullah SAW, nabi akhir zaman. Keterangan itu terdapat dalam ajaran Taurat dan Injil. Dalam kedua kitab suci Yahudi (Taurat) dan Nasrani (Injil) itu, nama nabi akhir zaman itu adalah Ahmad.
Dalam Alquran surah Ash-Shaff [61] ayat 6 diterangkan, ‘’Dan (ingatlah) ketika Isa bin Maryam berkata: ‘Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).’ Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: ‘Ini adalah sihir yang nyata’.’’
Inilah bentuk kemusyrikan dan pengingkaran yang dilakukan umat terdahulu, seperti kaum Tubba’. Jauh sebelum Rasulullah SAW lahir ke bumi ini, mereka sudah mendapat penjelasan tentang Rasulullah. Kaum Tubba’ ini sendiri menurut berbagai riwayat adalah keturunan Arab, sebagaimana Quraisy.
Bila dahulunya mereka beriman dan mengagungkan Ka’bah sebagai rumah Allah, sepeninggal raja-raja Tubba’ yang beriman, mereka mulai ingkar. Dalam riwayat lain, raja Tubba’ datang ke Makkah untuk menghancurkan Ka’bah. Namun, belum sempat niatnya terealisasi, dia justru diserang penyakit yang aneh. Dia pun menghentikan niatnya.
Ia meminta pada penduduk Makkah untuk mengobati penyakitnya. Ketika itu, datanglah seorang alim dan berkata pada raja Tubba’. ‘’Apakah anda mempunyai niat jelek terhadap Ka’bah?’’ Raja Tubba’ itu menjawab, ‘’ya.’’ Orang alim yang beriman pada Nabi Ibrahim AS itu menjelaskan, rumah yang akan mereka hancurkan itu tidak akan pernah bisa dirobohkan, karena ada yang menjaganya dan kekuatannya jauh lebih besar dari apa pun.
Dia adalah Allah sang Pencipta semua makhluk. Konon, setelah itulah, raja Tubba’ beriman. Dan, dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah bersabda, ‘’Janganlah kamu mencaci Tubba’ karena dia telah masuk Islam.’’ Dalam riwayat Aisyah RA, istri Rasulullah SAW, sebagaimana dikutip Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengata kan, Tubba’ adalah seorang laki-laki yang saleh, dia telah berhaji, menutupi Ka’bah dengan kain bersambung, dan berkurban sebanyak 6.000 ekor unta, serta senantiasa mengagungkan Allah.
Ditambahkan, Tubba’ yang dikisah kan dalam Alquran ini telah meng islamkan rakyatnya. Namun, setelah meninggal dunia, banyak rakyatnya yang menyembah berhala dan api. Ibnu Katsir mengutip keterangan Ibnu Abu Dunya yang menerangkan, pada zaman Islam telah digali kuburan yang terletak di Kota Shana’a, tiba-tiba mereka mendapatkan di dalamnya dua orang wanita yang masih segar.
Tepat di kepala keduanya terdapat lempeng an perak yang ditulisi dengan emas yang berbunyi, ‘’Ini adalah kuburan Huyay dan Tamis.’’ Ada juga yang meriwayatkan, ‘’Huyay dan Tumadlir, dua anak perempuan Tubba’. Keduanya wafat dalam keadaan beriman dan mengesakan Allah, serta tidak menyekutukan-Nya.’’ Dalam sebuah riwayat, raja Tubba’, yaitu As’ad bin Kuraib bin Malikraba, pernah menulis sebuah syair yang memuliakan Rasulullah SAW.
Syair itu berbunyi: ‘’Aku bersaksi bahwa Ahmad adalah utusan Allah, Pencipta semua nyawa. Kalau usiaku sampai ke masanya, niscaya aku menjadi pembela untuknya. Dan, aku akan berjuang dengan pedang melawan musuh-musuhnya, dan aku lapangkan segala kesusahan dari dadanya.’’ (Lihat terjemahan Tafsir Ibnu Katsir, jilid 4, hlm 301).Wa Allahu A’lam.
Allahuma sholi 'ala sayyidina Muhammad nabiyil umiyi wa 'alihi wa shohbhihi wasalim