JADILAH TAMU ALLAH YANG BAIK
Dalam Sunan Ad-Darimi, "Nabi SAW didatangi(malaikat) lantas dikatakan kepada beliau; matamu boleh tidur namun telingamu tetap mendengar dan hatimu tetap memahami. Beliau menuturkan, "Kedua mataku pun tertidur, sementara kedua telingaku mendengar dan hatiku memahami. Lantas dikatakan kepadaku; seorang tuan membangun rumah lantas membuat hidangan dan mengutus orang untuk menyampaikan undangan. Siapa yang memenuhi undangannya maka ia masuk rumah, dan menyantap hidangan, serta pemuka pun ridha padanya. Sementara yang tidak memenuhi undangannya maka ia tidak masuk rumah, tidak menyantap hidangan, dan tuan pun marah kepadanya."
Beliau bersabda:
فَاللهُ السَّيِّدُ، وَمُحَمَّدٌ الدَّاعِي، وَالدَّارُ الْإِسْلَامُ، وَالْمَأْدُبَةُ الْجَنَّةُ.
"Allah sebagai tuan, Muhammad yang menyampaikan undangan, rumah itu Islam, dan hidangan adalah surga."
Hadits diatas menunjukkan bahwa keselamatan seorang hamba tergantung ketaatannya pada perintah Allah SWT.
Tamu yang baik dan beradab tidak akan meremehkan hidangan sohibul bait. Apalagi menambah, mengurangi dan merenovasi karena merasa idenya lebih baik dari Tuan rumah. Sungguh bodoh tamu yang beranggapan aliran nusantara lebih baik dari syariat Nabi SAW.
Bukti terimakasih kita pada Rasulullah sebagai orang yang mengundang, adalah loyalitas pada beliau harus melebihi loyalitas kepada partai, ormas, suku dan siapa pun.
( Alhabib Quraisy Baharun )
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholii 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
Tags:
Dakwah Habaib dan Ulama