Bolehkan Menyebutkan Gelar 'alaihissalam Di Belakang Nama Para Ahlul Bait Nabi SAW?
Dalam akun Facebook-nya (29/11/14), Habib Ali Al-Jifri membuat status terkait penyebutan ‘alaihissalam di belakang nama-nama para Ahlulbait Nabi Saw yang dianggap sebagai salah satu tradisi Muslim Syiah. Habib yang menjadi mufti Uni Emirat Arab ini menjelaskan sedikitnya tiga buah alasan dibolehkannya seorang Muslim memberi gelar ‘alaihissalam, ‘alaihassalam, atau ‘alaihimussalam (disingkat as, AS, atau a.s) atas tokoh Ahlulbait Nabi Saw. Umumnya gelar ini digunakan khusus untuk para Nabi dan Rasul saja. Namun kalangan tertentu seringkali memberi gelar tersebut atas Imam Ali, Fathimah putri Rasulullah, Imam Hasan dan Imam Husein, alih-alih radhiyallah ‘anhu yang biasa disandangkan kepada para sahabat Nabi yang mulia.
Berikut ini adalah pemaparan Habib Ali Al-Jifri.
Ahlulbait IndonesiaBanyak orang mempertanyakan kebenaran penyebutan gelar ‘Alaihimussalam’ setelah nama-nama Imam Ahlulbait Nabi Saw. Sebagian dari mereka menyangka bahwa hal itu adalah perbuatan orang-orang Syiah, bukan Ahlussunnah.
Pertama
Dalam pelbagai buku rujukan hadis utama Ahlussunnah disebutkan berulangkali kata ‘As-salam’ atas tokoh-tokoh Ahlulbait Nabi Saw, bahkan adakalanya dirangkaikan dengan kata ‘was-shalatu ‘alaihim’.
Contohnya dalam kitab Shahih Al-Bukhari:
1. Kitab Kusuf, Bab Tahridh Al-Nabi Saw ‘ala Shalat Al-Layl wa Al-Nawafil min ghairi Ijabi, wa Tharaqa Al-Nabiyy Saw Fathimata wa ‘Aliyyan ‘alaihimassalam (salam atas keduanya).
2. Kitab Al-Hibah, Bab Idza wahaba daynan ‘ala rajulin, Syu’bah berkata dari Al-Hakam, bahwa hal itu diperbolehkan sebagaimana Al-Hasan bin Ali ‘alaihimassalam (salam atas keduanya) memberikan hutang kepada seseorang.
3. Kitab Jihad wa Al-Sayr, Sahl r.a ditanya tentang luka Nabi Saw pada peristiwa perang Uhud, ia menjawab, “Maka Fathimah ‘alaihassalam (salam atasnya) membersihkan darah beliau Saw.
4. Bab Fardh Al-Khumus, Al-Zuhri berkata, Ali bin Al-Husein menceritakan kepadaku bahwa Husein bin Ali ‘alaihimassalam (salam atas keduanya) menceritakan bahwa Ali berkata, “Aku memperoleh bagian dari rampasan perang Badar.”
5. Bab Du’a Al-Nabiyy Saw, bahwa Fathimah ‘alaihassalam (salam atasnya) putri Rasulullah Saw meminta bagian warisan dari Rasulullah Saw kepada Abu Bakar As-Shiddiq r.a setelah Rasulullah Saw wafat…
6. Bab Du’a Al-Nabiyy Saw, bahwa Fathimah ‘alaihassalam (salam atasnya) mengeluhkan…
7. Bab Du’a Al-Nabiyy Saw, sehingga Fathimah ‘alaihassalam (salam atasnya) datang dan mengambil dari punggung beliau…
8. Bab Shifat Al-Nabiyy Saw, “Aku melihat Nabi Saw dan Al-Hasan bin Ali ‘alaihimassalam (salam atas keduanya) sangat mirip dengan beliau.”
9. Bab Manaqib Al-Muhajirin, Ali menyampaikan kepadaku bahwa Fathimah ‘alaihassalam (salam atasnya) mengeluhkan bekas lukanya akibat penggiling gandum…
10. Bab Manaqib Qarabah Rasulullah Saw wa Manqibah Fathimah ‘alaihassalam (salam atasnya), bahwa Fathimah ‘alaihassalam (salam atasnya) menuliskan surat kepada Abu Bakar…
11. Bab Qisshah Ghazwah Badr, bahwa Ali berkata… ketika aku ingin memberikannya kepada Fathimah ‘alaihassalam (salam atasnya)…
12. Bab Ghazwah Uhud, Fathimah ‘alaihassalam (salam atasnya) putri Rasulullah Saw membersihkannya…
13. Bab ‘Umrah Al-Qadha’, … dan berkata kepada Fathimah ‘alaihassalam (salam atasnya)…
14. Bab Maradh Al-Nabiyy Saw, Nabi Saw memanggil Fathimah ‘alaihassalam (salam atasnya) ketika beliau sakit menjelang wafat…
15. Bab Maradh Al-Nabiyy Saw, ketika beliau akan dikebumikan, Fathimah ‘alaihassalam (salam atasnya) berkata, “Wahai Anas, apakah engkau tega menyegerakan penguburan Rasulullah Saw?
16. Bab Surah Al-Dzariyat, Ali ‘alaihissalam (salam atasnya) berkata, “Al-Dzariyat…”
17. Ali bin Al-Husein ‘alaihimassalam (salam atas keduanya) berkata…
18. Kitab Al-Dzaba’ih wa Al-Shaid, Al-Hasan ‘alaihissalam (salam atasnya) naik ke atas pelana yang terbuat dari kulit berang-berang…
19. Kitab Al-Thibb, ketika Fathimah ‘alaihassalam (salam atasnya) melihat darah, maka ia menambahkan air …
20. Kitab Al-Adab, Fathimah ‘alaihassalam (salam atasnya) berkata, “Rasulullah Saw memberi isyarat kepadaku, maka aku tertawa…”
21. Kitab Al-Adab, ‘Uday bin Tsabit berkata, “Aku mendengar Al-Barra’ berkata, ‘Ketika Ibrahim ‘alaihissalam (putra Rasulullah dari Mariah Al-Qibthiyyah)wafat, Rasulullah Saw berkata,…
22. Kitab Al-Isti’dzan, Rasulullah Saw mengunjungi rumah Fathimah ‘alaihassalam (salam atasnya) dan Ali tidak ada di dalamnya…
23. Kitab Al-Isti’dzan, Masruq diceritakan oleh Aisyah ummul mukminin r.a, “Suatu kali kami para istri Nabi berada di sisi beliau, maka Fathimah ‘alaihassalam (salam atasnya) datang…
24. Kitab Al-I’tisham bil Kitab wa Al-Sunnah, dan Fathimah ‘alaihassalam (salam atasnya) putri Rasulullah Saw…
25. Kitab Al-Da’awat, Ali menyampaikan bahwa Fathimah ‘alaihassalam (salam atasnya) mengeluhkan bekas luka di tangannya akibat penggiling gandum …
26. Kitab Al-Tauhid, Ali bin Al-Husein berkata bahwa Husein bin Ali ‘alaihimassalam (salam atas keduanya) menyampaikan kepadanya…
Contoh dari kitab-kitab hadis lainnya:
Musnad Ahmad, jilid II, Rasulullah Saw bersabda pada perang Khaibar, “Niscaya aku berikan panji kepada seseorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya dan Allah akan membuka kepadanya. Umar pun berkata, ‘Aku tidaklah mencintai kedudukan sebelum hari itu, dan aku berangan-angan mendapatkan kehormatan dengan memperolehnya. Ketika hari esok tiba, beliau memanggil Ali ‘alaihissalam (salam atasnya) dan memberikan panji kepadanya dan bersabda, “Berperanglah tanpa menoleh sehingga engkau membuka (gerbang Khaibar-)…
Shahih Muslim, Kitab Fadhail Al-Shahabah, Bab Fadhilah Fathimah binti Nabi ‘alaihassalam (salam atasnya)…
Sunan Abu Dawud, Kitab Al-Shalah, Bab Al-Rajul yushalli ‘aqishan sya’rahu, Al-Hasan bin Ali menceritakan kepada kami, … bahwasanya beliau melihat Abu Rafi’ pembantu Rasulullah Saw melewati Hasan bin Ali ‘alaihimassalam (salam atas keduanya) yang sedang shalat …
Kedua
Perbedaan pendapat di antara orang-orang berilmu adalah seputar penyebutan kata ‘Al-Shalat’ bukan pada ‘Al-Salam’ kepada selain para Nabi secara terpisah. Menurut Imam Malik dan Syafi’i dianjurkan menyertakan Al-Shalat dan Al-Salam atas para Nabi. Sementara Imam Ahmad bin Hanbal membolehkan penyebutan terpisah atas selain para Nabi.
Dalil yang membolehkan hal itu adalah firman Allah Swt, ‘Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, yang dengan zakat itu kamu dapat membersihkan dan mensucikan harta mereka. Dan berdoalah untuk mereka (wa shalli ‘alaihim), karena doamu akan membuat tenang jiwa mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. (QS. Al-Taubah [9]: 103). dan hadis Nabi, “Ya Allah anugerahkanlah shalat atas keluarga Abu Awfa” (Riwayat Bukhari dan Muslim).
Imam Bukhari membuat sebuah bab dengan nama, “Bab Shalat Al-Imam wa Du’auhu lishahibi Al-Shadaqah.”… Dari Jabir bin Abdullah bahwa seorang wanita berkata kepada Nabi Saw, “Shalli ‘alayya wa ‘ala Zauji (doakanlah aku dan suamiku). Maka Rasulullah menjawab,“Shalla Allahu ‘alaika wa ‘ala Zaujik (semoga Allah menganugerahkanmu dan suamimu) (Riwayat Imam Ahmad dan Abu Dawud).
Ketiga
Sebagian ahli hadis menjadikan salam atas sahabat selain Ahlulbait juga, di antaranya:
1. Sunan Ma’tsurah lil Imam Al-Syafi’i, “Hanya saja tidak diketahui bahwa Umar ‘alaihissalam…
2. Kitab Al-Aahad wa Al-Matsani, Ibn Abi ‘Ashim, “Ibnu Umar berkata, Umar ‘alaihissalam (salam atasnya) wafat…
3. Sunan Al-Daruquthni, dari Al-Sya’bi,,, Aku mendengar Umar ‘alaihissalam (salam atasnya) berkata…
4. Fadhail Al-Shahabah, Al-Daruquthni, “Dari Sya’bi, Ali ‘alaihissalam (salam atasnya) berkata…
Terakhir
Jelas sudah bahwa persoalan yang menyebar luas ini tidak lagi mengandung perseteruan, perbedaan dan penolakan lagi.
Saudara-saudara Muslim yang suka berkomentar sebaiknya tidak bersikap terburu-buru mengingkari adanya penyebutan salam atas Ahlulbait sebelum menyelidiki lebih jauh, berhati-hati dan bertanya kepada orang-orang berilmu jika memang mereka bukan ahli di bidangnya. Sesungguhnya banyak orang berangan-angan memiliki ilmu dan ahli di bidangnya, namun terjerumus dalam memberikan pendapat/fatwa tanpa didasari keahliannya. Mereka ini begitu mudahnya memberikan tuduhan tanpa dasar. Hanya Allah tempat memohon pertolongan.
Selain itu, sebaiknya kita tidak menganggap setiap orang yang mengagungkan, mencintai dan memberikan pujian terbaik yang ditujukan secara khusus atas Ahlulbait Nabi Saw sebagai orang Syiah saja dan seolah-olah kecintaan kepada Ahlulbait Nabi Saw hanya milik Syiah dan Ahlussunnah tidak termasuk di dalamnya. Kami berlindung kepada Allah dari pernyataan demikian.
Demikianlah penjelasan dari Habib Ali Al-Jifri yang kami terjemahkan dari akun resmi Facebook beliau (https://www.facebook.com/alhabibali/posts/884483111591670).
Semoga bermanfaat bagi pembaca.
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholi 'ala sayyidina Muhammad nabiyil umiyi wa 'alihi wa shohbihi wa salim