Iblis dan nabi Adam sama2 bermaksiat pada Allah, namun pilihan sikap membedakan antara cinta dan murka Allah swt
----------------
Dikutip dari kitab Nashaihul Ibad karya Imam Nawawi
Muhammad Ibnu Dauri r.a. mengatakan, “Iblis itu celaka karena 5 sebab, yakni:
1.Tak pernah mengakui dosa yang pernah dilakukannya.
2.Tak pernah menyesal setelah melakukan dosa.
3.Tak pernah mencela dirinya sendiri.
4.Tak pernah mempunyai niat untuk bertobat
5.Putus asa dari rahmat Allah SWT.
Sebaliknya, Nabi Adam a.s. merasa bahagia karena 5 sebab, yakni:
1.Mau mengakui dosa yang pernah dilakukannya.
2.Menyesali dosanya.
3.Mencela dirinya sendiri (karena kesalahannya)
4.Segera bertobat (setiap melakukan kesalahan)
5.Tidak putus asa dari rahmat Allah SWT.
Allah merekam doa dan permohonan ampun Nabi Adam a.s. dalam Al-Quran: “Rabbana zhalamna anfusanaa wa ilam taghfir lanaa wa tarhamnaa lanakunanna minal khasiriin.”(Wahai Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Apabila Engkau tidak mengampuni kami dan tidak merahmati kami, tentu kami termasuk orang yang merugi.”(QS Al-A’raf [7]: 23).
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba itu jika mau mengakui dosa yang dikerjakannya, kemudia bertobat kepada Allah, niscaya Allah akan mengampuni dosanya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Pengakuan dosa, penyesalan atas dosa dan pertobatan yang dilakukan oleh Nabi Adam a.s. adalah pelajaran yang sangat berguna bagi kita. Penyesalan atas sebuah dosa yang pernah kita lakukan merupakan kifarat atas dosa kita.
Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang melakukan kesalahan atau dosa, kemudian dia menyesal, maka penyesalan itu adalah kifaratnya.” (HR Baihaqi, dari Abdullah bin Mas’ud)
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholi 'ala sayidina Muhammad nabiyil umiyi wa 'alihi wa shohbihi wa salim
Tags:
Dakwah Habaib dan Ulama