Syeikh Sayyid Usamah Al-Azhari "Apabila suatu bahasan ilmu dibaca dari sebuah kitab, maka kita hanya membaca kalimat-kalimat yang berasal dari benda mati. Tanpa ada unsur emosi, perasaan, mimik, dan bahasa tubuh.
Namun jika ilmu itu didengar dari seorang guru, maka ilmu itu akan tersampaikan dengan disertai unsur emosi, perasaan, mimik, dan bahasa tubuh. Dengan suatu bahasan kitab disampaikan oleh seorang guru maka berpindahlah bahasan ilmu itu dari benda mati (yaitu kitab-kitab) ke makhluk hidup yang memiliki emosi, perasaan, dan bahasa tubuh.
Dengan begitu seorang murid tidak akan mudah menyimpulkan sendiri apa yang dia baca sesuai perasaan dan emosi si murid di saat membaca kitab. Namun dia akan memahami satu bahasan ilmu melalui penjelasan guru yang disertai unsur-unsur kemanusiaan seperti emosi, perasaan, dan bahasa tubuh gurunya, yang juga didapat dari gurunya gurunya, terus bersambung sampai sumber ilmu itu.
Dengan begitu ilmu tersebut menjadi semakin meresap dalam hati dan pikiran si murid. Dan tentunya murid menjadi tidak sembarangan menyimpulkan apa yang dia baca.
(Disarikan dari ceramah 5 rukun ilmu Syeikh Sayyid Usamah Al-Azhari, dan ini adalah rukun pertama dari ilmu, yaitu belajar dari guru)
dari Ustad Zulfahani Hasyim
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholi 'ala sayidina Muhammad nabiyil umiyi wa 'ala 'alihi wa shohbihi wa salim