AKIDAH KULLABIYAH (PENGIKUT IBNU KULLAB)
Oleh: Kiyai Abdul Wahab Ahmad
Sering kita dengar pendaku Salafi yang berkata bahwa Asy'ariyah sejatinya mengikuti mazhab Ibnu Kullab. Mereka menyebut fase Kullabiyah ini sebagai fase kedua dari perjalanan hidup Imam Abu Hasan al-Asy'ari sebelum akhirnya berpindah lagi ke akidah salaf di fase ketiga. Saat ini saya takkan membahas tentang tiga fase yang sebenarnya hoax ini, tapi saya akan membahas tentang hoax lain yang berhubungan dengan Syaikh Ibnu Kullab secara personal.
Dalam tulisan-tulisan hoax yang dilestarikan oleh para pendaku Salafi, akidah Ibnu Kullab dikesankan sebagai akidah jahmiyah, menolak sifat-sifat Allah, muatthilah, akal-akalan, terpengaruh filsafat dan seterusnya. Faktanya, akidah beliau jauh dari itu semua. Imam Abu Hasan al-Asy'ari meriwayatkan tentang akidah Ibnu Kullab itu dalam kitabnya yang berjudul Maqalat al-Islamiyyin sebagai berikut:
مقالات الإسلاميين (ص: 169-170)
قال عبد الله بن كلاب: لم يزل الله عالماً قادراً حياً سميعاً بصيراً عزيزاً عظيماً جليلاً متكبراً جباراً كريماً جواداً واحداً صمداً فرداً باقياً أولاً رباً إلهاً مريداً كارهاً راضياً عمن يعلم أنه يموت مؤمناً وإن كان أكثر عمره كافراً، ساخطاً على من يعلم أنه يموت كافراً وإن كان أكثر عمره مؤمناً، محباً مبغضاً موالياً معادياً قائلاً متكلماً رحماناً بعلم وقدرة وحياة وسمع وبصر وعزة وعظمة وجلال وكبرياء وجود وكرم وبقاء وإرادة وكراهة ورضىً وسخط وحب وبغض ومولاة ومعاداة وقول وكلام ورحمة وأنه قديم لم يزل بأسمائه وصفاته، وكان يقول أن أسماء الله وصفاته لذاته لا هي الله ولا هي غيره وأنها قائمة بالله ولا يجوز أن تقوم بالصفات صفات، وكان يقول أن وجه الله لا هو الله ولا هو غيره وهو صفة له وكذلك يداه وعينه وبصره صفات له لا هي هو ولا غيره وأن ذاته هي هو ونفسه هي هو وأنه موجود لا بوجود وشيء لا بمعنى له كان شيئاً، وكان يزعم أن صفات البارئ لا تتغاير وأن العلم لا هو القدرة ولا غيرها وكذلك كل صفة من صفات الذات لا هي الصفة الأخرى ولا غيرها.
"Abdullah bin Kullab berkata: Allah senantiasa Maha Mengetahui, Maha Berkuasa, Maha Hidup, Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Mulia, Maha Agung, Maha Mulia, Maha Sombong, Maha Berkuasa Mutlak, Maha Mulia, Maha Pemurah, Maha Esa, Maha Sendiri, Maha Kekal, tak berawal, Sebagai Pencipta/Perawat, Sebagai Tuhan yang disembah, Maha berkehendak, Tidak suka, Ridha/merelakan orang yang diketahuinya akan mati sebagai mukmin meskipun kebanyakan umurnya sebagai orang kafir. Marah terhadap orang yang diketahuinya akan mati kafir meskipun kebanyakan umurnya sebagai orang mukmin, Mencintai, Memarahi, Mengasihi, Memusuhi, Berfirman, Mempunyai Kalam. Maha Rahman dengan sifat: Ilmu, Kekuasaan, Hidup, Mendengar, Melihat, Mulia, Agung, Mulia, Sombong, Pengasih, Terhormat, Kekal, Kehendak, Ketidak sukaan, Kerelaan, Kemarahan, Cinta, Kemarahan, Kasih, Permusuhan, Firman, Kalam dan Rahmat.
Allah juga Maha Qadim (ada tanpa awal mula) dengan semua nama dan sifat-Nya. Nama-nama dan sifat-sifat Allah itu milik Dzat-Nya, bukan Dzat itu sendiri dan juga tak terlepas dari Dzat itu. Sifat-sifat itu melekat pada Allah dan sifat-sifat itu tak boleh punya sifat-sifat lain.
Wajah Allah bukanlah Allah itu sendiri tapi bukan pula selain Allah, melainkan sifat Allah. Demikian juga kedua Yad-nya (tangan), 'ain-nya (mata) dan Bashar-nya (penglihatan) adalah sifat-sifat bagi Allah. Itu semua bukan Dzat tapi juga tak terpisah dari Dzat. Dan bahwasanya Dzat-Nya adalah Dia sendiri dan Dirinya adalah Dia sendiri.
Allah itu maujud (ada) tanpa berasal dari keberadaan yang lain. Dia adalah Syai'un (sesuatu) tanpa makna yang harus dimiliki sesuatu agar menjadi sesuatu.
Sifat-sifat Allah itu tak ada yang berubah. Sifat Ilmu Allah bukanlah sifat Qudrah atau sifat lainnya. Begitu pula masing-masing sifat bagi Dzat-Nya bukanlah sifat-sifat lainnya (kesemuanya adalah sifat yang berbeda) dan bukan pula selain sifat".
------ akhir kutipan-----
Begitulah akidah Ibnu Kullab yang sebenarnya. Beliau menetapkan semua sifat Allah sebagaimana yang warid dalam al-Qur'an dan Sunnah. Sama sekali tak ada sifat yang dinafikan keberadaannya seperti yang dituduhkan.
Terus terang, sulit bagi saya menterjemah teks di atas sebab bahasa Indonesia tak sekaya bahasa Arab. Banyak bagian yang seolah terulang dalam terjemahan padahal bahasa aslinya tidak sama. Di bagian akhir keterangan tersebut berbicara tentang sifat dzat yang bukan merupakan dzat tapi bukan pula selain dzat mungkin membingungkan beberapa pembaca. Itu adalah sebuah komentar untuk tema ilmu kalam yang lumayan rumit dengan kalangan Muktazilah yang disanggahnya. Saya tak merasa perlu menjelaskannya di sini. Jadi, abaikan saja bila bagian itu membuat bingung.
Intinya, Ibnu Kullab itu seorang Ahli Itsbat (orang yang menetapkan adanya sifat-sifat Allah), tak terkecuali sifat marah, ridha, yad (tangan), 'ain (mata) dan seterusnya. Dia sama sekali bukan mu'atthilah yang mengingkari keberadaan semua sifat itu.
Bahkan, Ibnu Kullab adalah tokoh yang diikuti oleh Imam Bukhari dalam bab Akidah seperti yang dinyatakan oleh Imam Ibnu Hajar al-Asqalani berikut:
أَنَّ الْبُخَارِيَّ فِي جَمِيعِ مَا يُورِدُهُ مِنْ تَفْسِيرِ الْغَرِيبِ إِنَّمَا يَنْقُلُهُ عَنْ أَهْلِ ذَلِكَ الْفَنِّ كَأَبِي عُبَيْدَةَ وَالنَّضْرِ بْنِ شُمَيْلٍ وَالْفَرَّاءِ وَغَيْرِهِمْ وَأَمَّا المباحث الفقهيه فغالبها مستمدة من الشَّافِعِي وَأبي عبيد وَأَمْثَالِهِمَا وَأَمَّا الْمَسَائِلُ الْكَلَامِيَّةُ فَأَكْثَرُهَا مِنَ الْكَرَابِيسِيِّ وبن كِلَابٍ وَنَحْوِهِمَا (فتح الباري لابن حجر : 1/ 243)
"Sesungguhnya Imam Bukhari dalam semua yang ia sampaikan berupa tafsir kata-kata yang asing, tak lain hanyalah ia nukil dari orang yang ahli dalam bidangnya seperti Abi Ubaidah dan Nadlr bin Syumail, al-Farra' dan lainnya. Adapun tentang pembahasan-pembahasan fiqhiyah maka sebagian besar bersandar dari Imam Syafi'i, Abu Ubaid dan semisal keduanya. Adapun DALAM MASALAH ILMU KALAM, MAKA KEBANYAKAN BERASAL DARI AL-KARABISI, IBNU KULLAB DAN YANG SEPERTI KEDUANYA."
Dalam kitab-kitab profil, kita dapati profil Ibnu Kullab sendiri memang terkenal sebagai pakar ilmu kalam dari kalangan Ahlussunnah wal Jama'ah. Qadhi Syuhbah menerangkan profilnya sebagai berikut:
عبد الله بن سعيد أبو محمد المعروف بابن كلاب - بضم الكاف وتشديد اللام. كان من كبار المتكلمين ومن أهل السنة وبطريقته وطريقة الحارث المحاسبي اقتدى أبو الحسن الأشعري وقد صنف كتباً كثيرةً في التوحيد والصفات (طبقات الشافعية لابن قاضي شهبة:ج 1 ص 78)
"Abdullah bin Said Abu Muhammad yang dikenal sebagai Ibnu kullab adalah tokoh besar para ahli kalam dan termasuk Ahlussunnah. Jalannya adalah jalan yang ditempuh oleh Al Haris Al muhasibi. Abu Al Hasan Al Asy'ari juga mengikutinya. Dia telah menulis banyak kitab dalam tauhid dan sifat".
Senada dengan itu, Imam ad-Dzahabi juga menulis profilnya sebagai berikut:
ابن كلاب رأس المتكلمين بالبصرة في زمانه ... وقال بعض من لا يعلم: إنه ابتدع ما ابتدعه ليدس دين النصارى في ملتنا، وإنه أرضى أخته بذلك، وهذا باطل، والرجل أقرب المتكلمين إلى السنة، بل هو في مناظريهم (سير أعلام النبلاء: 11/ 174)
"Ibnu kullab adalah ketua dari para ahli kalam Di Basrah di masanya... Sebagian orang yang tidak tahu berkata bahwa dia sudah membuat buat bid'ah nasrani untuk disusupkan dalam agama kita dan bahwasanya dia merelakan saudarinya untuk hal itu. Ini adalah kebohongan. Laki-laki itu adalah ahli kalam yang paling dekat kepada sunnah, bahkan dia termasuk ahli debat mereka".
Dengan demikian, maka kalau ada yang mengatakan bahwa Imam Abu Hasan al-Asy'ari mengikuti Ibnu Kullab, maka berarti beliau mengikuti orang yang benar. Demikian pula bila ada yang menisbatkan para ulama Asy'ariyah para Kullabiyah, berarti itu bentuk pujian. Adapun bila ada yang mengesankan Kullabiyah sebagai muatthilah, jahmiyah atau apapun yang sesat, maka dia adalanya orang tak tahu yang merasa sudah tahu atau memang dia tipikal penyebar hoax.
Kalau pun ada perbedaan antara Ibnu Kullab dengan tokoh lain seperti Imam Ahmad misalnya, maka itu dalam masalah ijtihadiyah saja, bukan masalah pokok. Sama seperti perbedaan antara Imam Abu Hanifah dan Imam Ahmad soal iman, antara at-Thabary dengan Imam Ahmad soal kalamullah dan perbedaan antar tokoh dalam masalah lain-lain. Kita menghormati mereka semua sebagai mujtahid yang banyak benarnya tapi bisa juga salah dalam beberapa poin. Tak ada yang maksum selain Rasulullah.
Semoga bermanfaat.
Sumber : Kiyai Abdul Wahab Ahmad
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholii 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim