PESAN SYEKH ABDUL QADIR DALAM SIRRUL-ASRAR
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani qaddasallahu sirrahu mengatakan: “Seorang salik harus mampu menggunakan daya pikir dan daya pandang batinnya.
Ahli syair berkata, “Sesungguhnya Allah mempunyai hamba-hamba yang menggunakan daya pikir mereka, menjauhkan diri dari tipu daya dunia dan menakuti cobaan-cobaan.
Mereka menjadikan dunia sebagai jembatan dan menjadikan amal saleh sebagai bahtera; melihat kepada ujung segala perkara dan selalu memikirkan akibatnya. Mereka tidak tertipu dengan manisnya tingkah lahiriyah.”
Sedangkan Ahli tasawuf berkata, “Orang-orang yang sedang belajar suluk terkadang lupa terhadap yang merubahnya.” Allah SWT berfirman, “Tidak ada yang merasa aman dari siksaan Allah selain orang-orang yang rugi.” (QS. Al-A’raf [7]: 99)
Oleh sebab itu, dalam Hadis Qudsi Allah berfirman kepada Nabi Muhammad SAW, “Wahai Muhammad, sampaikanlah khabar gembira kepada orang yang berdosa karena Aku Maha Pengampun dan berikanlah peringatan kepada orang-orang yang benar bahwa Aku sangat waspada.”
Sesungguhnya, karamah para wali adalah benar; segala ahwal para wali adalah benar, tapi semua itu tidak lepas dari makar Allah SWT dan istidraj. Lain halnya dengan mukjizat para nabi karena mukjizat nabi aman dari semua itu selamanya. Sehingga dikatakan, “Ketakutan pada su’ul khatimah adalah penyebab selamatnya dari su’ul khatimah.”
Sayyid Hasan Al-Bashri berkata, “Sesungguhnya, para wali Allah SWT diangkat pada derajat surga Illiyyin karena rasa takutnya. Rasa takutnya lebih tinggi dari harapannya, agar tidak terjatuh oleh sifat basyariyah sehingga memutus perjalanan (ruhaniahnya) akibat tidak wasapada.”
Sebagian para ulama berkata, “Kalau manusia dalam keadaan sehat, maka rasa takutnya harus lebih besar daripada pengharapannya; dan bilamana sakit, harapannya harus lebih besar dari rasa takutnya.”
Nabi SAW bersabda, “Jika ditimbang rasa takut dan pengharapan seorang mukmin dua-duanya akan seimbang, tetapi bila sedang dicabut rahmatnya, maka pengharapannya pada Allah lebih besar.”
Renungkanlah firman Allah SWT, “Rahmat-Ku meliputi segala sesuatu.” (QS. Al-A’raf [7]: 156). Dan, firman-Nya lagi dalam Hadis Qudsi, “Rahmat-Ku mendahului kemurkaan-Ku,” dan sesungguhnya Allah Maha Pengasih.”
--Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Sirrul-Asrar
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholii 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim