KISAH ABU BAKAR AS SHIDDIQ رَضِÙŠَ اللَّÙ‡ُ عَÙ†ْÙ‡ُ MEMELUK ISLAM
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
السَّلاَÙ…ُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ ÙˆَرَØْÙ…َØ©ُ اللهِ ÙˆَبَرَÙƒَاتُÙ‡
Abu Bakar As-Shiddiq رَضِÙŠَ اللَّÙ‡ُ عَÙ†ْÙ‡ُ adalah sahabat Rosulullah ï·º yang terkenal dengan lemah lembut dan bijaksana. Beliau رَضِÙŠَ اللَّÙ‡ُ عَÙ†ْÙ‡ُ merupakan salah satu sahabat dari golongan
“Assabiqunal Awwalun” (orang-orang yang paling dahulu memeluk agama islam).
Orang-orang arab pada masa jahiliyah kebanyakan memiliki profesi sebagai pedagang, salah satunya adalah Abu Bakar رَضِÙŠَ اللَّÙ‡ُ عَÙ†ْÙ‡ُ. Suatu ketika saat Beliau رَضِÙŠَ اللَّÙ‡ُ عَÙ†ْÙ‡ُ berada di kota Syam untuk berdagang, di sana Beliau رَضِÙŠَ اللَّÙ‡ُ عَÙ†ْÙ‡ُ bermimpi ketika sedang tidur. Dalam mimpi tersebut, Beliau رَضِÙŠَ اللَّÙ‡ُ عَÙ†ْÙ‡ُ melihat matahari dan bulan yang berada di kamar Beliau رَضِÙŠَ اللَّÙ‡ُ عَÙ†ْÙ‡ُ. Kemudian Beliau رَضِÙŠَ اللَّÙ‡ُ عَÙ†ْÙ‡ُ memegang dan memeluk keduanya lalu menyelimuti keduanya dengan selendang Beliau رَضِÙŠَ اللَّÙ‡ُ عَÙ†ْÙ‡ُ.
Saat terbangun dari mimpi, Abu Bakar رَضِÙŠَ اللَّÙ‡ُ عَÙ†ْÙ‡ُ merasakan ada sesuatu yang istimewah dalam mimpi itu yang membuat Beliau رَضِÙŠَ اللَّÙ‡ُ عَÙ†ْÙ‡ُ penasaran. Tak kuasa menahan rasa penasaran itu, Beliau رَضِÙŠَ اللَّÙ‡ُ عَÙ†ْÙ‡ُ segera pergi menemui seorang rohib nasrani (pendeta) untuk menanyakan arti dari mimpi aneh itu.
Setelah Abu Bakar رَضِÙŠَ اللَّÙ‡ُ عَÙ†ْÙ‡ُ menceritakannya, sang rohib bertanya “Dari mana kamu berasal ?”,
Beliau رَضِÙŠَ اللَّÙ‡ُ عَÙ†ْÙ‡ُ menjawab “Dari Kota Mekkah”. Sang rohin bertanya kembali “Dari qobilah (suku) mana ?”, Beliau رَضِÙŠَ اللَّÙ‡ُ عَÙ†ْÙ‡ُ menjawab “Dari qobilah Bani Taim”. Sang rohib bertanya lagi “Apa pekerjaanmu ?”, Beliau رَضِÙŠَ اللَّÙ‡ُ عَÙ†ْÙ‡ُ menjawab “Seorang pedagang”.
Kemudian sang rohib menjelaskan kepada Beliau رَضِÙŠَ اللَّÙ‡ُ عَÙ†ْÙ‡ُ arti mimpi tersebut “Ada seorang dari qobilah Bani Hasyim yang bernama Muhammad Al-Amin (Al-Amin adalah julukan bagi Rosulullah ï·º sebagai seorang yang dapat dipercaya sebelum beliau menjadi Rosul), Ia adalah seorang nabi terakhir yang diutus. Jika tidak karena Muhammad, maka Allah tidak akan menciptakan langi bumi seisinya, dan Allah tidak akan menciptakan Adam, para nabi, dan para rosul lainnya. Ia adalah sayyidul anbiya’ wal mursalin sekaligus sebagai penutup dari para nabi. Dan kamu akan memeluk agamanya, menjadi pendamping baginya, dan menjadi kholifah sesudahnya. Ini adalah arti dari mimpimu”.
Sang rohib juga menambahi perkataannya “Aku telah menemui sifat-sifatnya dalam kitab Taurot, Injil, dan Zabur. Sesunggunya aku juga sudah memeluk agamanya, dan menyimpan keislamanku karena takut kepada orang-orang nasrani”.
Setelah Abu Bakar رَضِÙŠَ اللَّÙ‡ُ عَÙ†ْÙ‡ُ mendapati arti dari mimpi anehnya dan mengetahui sifat-sifat Rosulullah ï·º, hati Beliau رَضِÙŠَ اللَّÙ‡ُ عَÙ†ْÙ‡ُ menjadi luluh terenyuh. Tak kunjung Beliau رَضِÙŠَ اللَّÙ‡ُ عَÙ†ْÙ‡ُ pun semakin rindu untuk berkunjung menemui Rosulullah ï·º. Setelah Beliau رَضِÙŠَ اللَّÙ‡ُ عَÙ†ْÙ‡ُ sampai di Mekkah, Beliau رَضِÙŠَ اللَّÙ‡ُ عَÙ†ْÙ‡ُ segera mencari seseorang yang bernama Muhammad Al-Amin.
Waktu pun berjalan menghiasi indahnya persahabatan, dan semakin hari, Abu Bakar رَضِÙŠَ اللَّÙ‡ُ عَÙ†ْÙ‡ُ semakin akrab dengan Rosulullah ï·º. Beliau رَضِÙŠَ اللَّÙ‡ُ عَÙ†ْÙ‡ُ sering berkunjung menemui Rosullulah ï·º dan menghabiskan waktunya bersama Rosulullah ï·º, ini seolah Beliau رَضِÙŠَ اللَّÙ‡ُ عَÙ†ْÙ‡ُ tidak kuasa tanpa melihat Rosulullah ï·º.
Hingga pada suatu hari, Rosulullah ï·º bertanya kepada Abu Bakar رَضِÙŠَ اللَّÙ‡ُ عَÙ†ْÙ‡ُ “Wahai Abu Bakar, setiap hari kamu datang kepadaku dan duduk bersanding denganku, tapi mengapa kamu masih belum mau memeluk agama islam ?”.
Beliau رَضِÙŠَ اللَّÙ‡ُ عَÙ†ْÙ‡ُ pun menjawab pertanyaan Rosulullah ï·º “
Jika kamu memang seorang nabi, pasti kamu memiliki mu’jizat”.
Dengan ringan, Rosulullah ï·º menjawab
“Apakah belum cukup bagimu mu’jizat yang kamu lihat di kota Syam, kemudian seorang
rohib mengartikan mimpimu dan menceritakan keislamannya kepadamu ?”.
Setelah mendengar perkataan Rosulullah, serentak Abu Bakar pun mengucapkan ikrar
“Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah,
dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya engkau adalah utusan Allah”.
Sejak saat Abu Bakar رَضِÙŠَ اللَّÙ‡ُ عَÙ†ْÙ‡ُ memeluk agama islam, Beliau رَضِÙŠَ اللَّÙ‡ُ عَÙ†ْÙ‡ُ selalu menjadi pendamping bagi Rosulullah ï·º kemanapun beliau pergi, menanggung suka dan duka bersama-sama. Abu Bakar رَضِÙŠَ اللَّÙ‡ُ عَÙ†ْÙ‡ُ bahkan selalu membenarkan setiap perkataan Rosulullah ï·º,
itulah mengapa Beliau رَضِÙŠَ اللَّÙ‡ُ عَÙ†ْÙ‡ُ mendapatkan julukan As-Shiddiq, orang yang selalu membenarkan Rosulullah ï·º”.
Demikian kisah tentang Abu Bakar As-Shiddiq رَضِÙŠَ اللَّÙ‡ُ عَÙ†ْÙ‡ُ memeluk agama Islam, semoga dengan kisah ini, kita bisa mendapatkan inspirasi dan hati yang baru untuk lebih yakin kepada agama islam.
Dan semoga Allah senantiasa mencurahkan rohmat-Nya kepada Rosulullah ï·º, sahabat, keluarga, dan umat beliau.
اللهم صل على سيدنا Ù…Øمد وعلى آل سيدنا Ù…Øمد
Allahumma Sholli 'Ala Sayyidina Muhammad, Wa 'ala Aali Sayyidina Muhammad.
Semoga bermanfaat
Silahkan share
Sumber : Kitab Mawa’idhul Ushfuriyyah. Syekh Muhammad bin Abi Bakar.