Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
"Astaghfirullaha wa Atubu Ilaih"
"Aku memohon ampun kepada Allah dan bertobat kepada-Nya”.
Nabi kita Muhammad ﷺ, pemimpinnya anak manusia,
menggucapkannya lebih banyak dari 70 kali di dalam sehari
عن أَبُي هُرَيْرَةَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - يَقُولُ
« وَاللَّهِ إِنِّى لأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِى الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً »
Artinya:
“Abu Hurairah رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ berkata: “Aku telah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
“Demi Allah, sesungguhnya aku benar-benar beristighfar kepada Allah dan
bertobat kepada-Nya, lebih banyak dari 70 kali dalam sehari”.
(HR. Bukhari)
Lalu bagaimanakah dengan kita, yang tidak mempunyai kedudukan sama sekali,
bukankah lebih harus banyak bersitighfar daripada Beliau ﷺ ?
Astaghfirullaha wa Atubu Ilaih, sampai detik ini,
berapa kali kita merasa galau resah lalu berapa kali kita mengucapkannya?
Perlu diingat selalu, bahwa Rasulullah ﷺ yang selalu diberi petunjuk,
jika mendapati sesuatu menghalau di dalam hatinya,
Beliau ﷺ mengucapkannya sebanyak 100 kali dalam sehari.
عَنِ الأَغَرِّ الْمُزَنِىِّ - وَكَانَتْ لَهُ صُحْبَةٌ - أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ
« إِنَّهُ لَيُغَانُ عَلَى قَلْبِى وَإِنِّى لأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ فِى الْيَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ ».
Artinya:
“Al Agharr Al Muzani رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ, beliau memiliki pershahabatan dengan
Rasulullah ﷺ, beliau meriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya benar-benar terhalang atas hatiku dan sungguh
aku benar-benar beristighfar kepada Allah di dalam sehari sebanyak 100 kali.”
(HR. Muslim)
Lalu bagaimanakah dengan kita,
yang hatinya tidak selalu terjaga dan tidak selalu mendapat petunjuk,
bukankah lebih harus banyak beristighfar?
Astaghfirullaha wa Atubu Ilaih, sampai sekarang berapa kali kita duduk-duduk,
lalu berapa kali kita mengucapkannya?
Perlu diingat selalu, bahwa Rasulullah ﷺ seorang
yang diampuni dosa yang telah lalu dan yang akan datang,
Beliau ﷺ mengucapkannya setiap kali duduk bermajelis sebanyak 100 kali
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ إِنْ كُنَّا لَنَعُدُّ لِرَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فِى الْمَجْلِسِ الْوَاحِدِ مِائَةَ مَرَّةٍ
« رَبِّ اغْفِرْ لِى وَتُبْ عَلَىَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ ».
Artinya:
“Abdullah bin Umar رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ berkata:
“Sungguh kami dahulu benar-benar menghitung dari Rasulullah ﷺ
di dalam satu majelis sebanyak 100 kali, beliau mengucapkan:
Rabbighfir lii wa tub ‘alayya, innaka antattawwaburrahim.”
(HR. Abu Daud)
Lalu bagaimanakah kita,
yang tidak ada sama sekali legalitas dosa diampuni atau tidak,
padahal dosanya selalu bertambah,
bukankah harus lebih banyak lagi mengucapkannya?
"Astaghfirullah"
Wallahu a'lam Bishowab
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد
Allahumma Sholli 'Ala Sayyidina Muhammad, Wa 'ala Aali Sayyidina Muhammad.