Pertanyaan :
Kalau Terlanjur Pecah Perang Sesama Muslim, Apa Yang Wajib Kita Lakukan?
Ustadz Ahmad Sarwat, Lc., MA Menjawab :
Yang wajib kita lakukan tentu saja menghentikan perang itu. Kita damaikan kedua belah pihak yang masih bersaudara dalam Islam. Dengan syarat selama kita mampu dan bisa mendamaikan.
Tetapi mendamaikan dua belah pihak yang dikuasai nafsu syaitani untuk saling membunuh memang bukan perkara mudah. Namanya saja orang kesetanan, maka setanlah yang lebih berkuasa dan bertahta. Alih-alih kita bisa mendamaikan, justru kita sendiri yang malah ikut juga diperangi. Atau malah ikut perang juga, karena terpengaruh situasi.
Nasib kita bisa seperti nasib Nabi Musa alaihissalam. Ketika melihat dua orang berseteru, beliau niatnya ingin mendamaikan. Tetapi karena nafsu angkara murka, justru Nabi Musa akhirnya malah terlibat ikut membunuh salah satunya. Dan ujung-ujungnya, Nabi Musa yang tidak tahu urusan apa-apa, malah dikejar-kejar orang sekampung jadi buronan. Akhirnya beliau terpaksa mengungsi ke negeri Madyan.
Maka kalau sudah demikian parah kondisinya, ada baiknya kita diam saja. Diam bukan berarti setuju, tetapi diam karena tidak ingin ikut memperkeruh suasana yang panas membara.
Dan tidak perlu mengajak-ajak orang lain ikut nimbrung ke dalam arena peperangan, karena bisa-bisa malah akan jadi korban peluru nyasar. Namanya juga orang lagi perang, peluru bisa beterbangan kemana saja. Tidak peduli kawan atau lawan, bahkan orang yang netral sekalipun bisa terkena terjangan timah panas.
Jadi kita bukan tidak boleh peduli dengan nasib umat Islam. Tetapi kalau yang kita pedulikan itu sedang terlibat perang dengan sesama saudaranya, kita harus cerdas dan cermat, agar jangan sampai ikut memperparah situasi.
Jihad Rasululllah SAW : Minim Korban
Jihad memang disyariatkan dalam agama Islam. Namun dari semua jihad yang dijalankan oleh Rasulullah SAW, tidak ada satupun yang diarahkan untuk memerangi sesama pemeluk Islam sendiri.
Bahkan orang-orang munafik di Madinah yang seringkali bikin onar dan fitnah, tidak pernah dihalalkan darahnya. Sebab sebejat apapun orang munafik itu, secara status mereka masih termasuk orang Islam. Urusan dia berpura-pura, kita serahkan saja kepada Allah SWT.
Kalau pun Rasululullah SAW berperang dan membunuh, maka yang dibunuh hanya sebatas orang-orang kafir harbi, yang posisi mereka memang siap membunuh atau dibunuh. Itu pun kalau kita hitung secara statistik, jumlah korban nyawa dalam semua perang di masa Nabi SAW sangat minim. Totalnya korbannya dari pihak muslim dan kafir hanya sampai 386 orang saja. Padahal beliau menanage puluhan peperangan.
Dr. Muhammad Imarah, salah seorang ilmuwan Mesir pernah menuliskan data tentang minimnya jumlah korban nyawa selama 23 tahun perang yang dijalankan oleh Rasulullah SAW. Dan angkanya cukup mencengangkan. Ternyata jumlah korbannya minim sekali, baik di pihak muslim ataupun di pihak orang kafir.
Nama Perang Tahun Kafir Muslim Jumlah:
1. Perang Badar 2 H 70 14 84
2. Perang Sawiq 2 H - 2 2
3. Ba’ts Kaab bin Asyraf 2 H 1 - 1
4. Perang Uhud 3 H 22 70 92
5. Perang Hamra Al-Asad 3 H 1 - 1
6. Ba’ts Raji’ 3 H - 27 27
7. Ba’ts Bi’r Maunah 3 H - 6 6
8. Perang Khandak 5 H 3 - 3
9. Perang Bani Quraidzah 5 H - - -
10. Ba’ts Abdullah bin Atik 5 H 1 - 1
11. Ba’ts Dzi Qard 6 H 1 2 3
12. Perang Bani Musthaliq 6 H - 1 1
13. Perang Khaibar 7 H 2 20 22
14. Perang Wadil Qura 7 H - 1 1
15. Perang Mu’tah 8 H - 11 11
16. Fathu Mekkah 8 H 17 3 20
17. Perang Hunain 8 H 84 4 88
18. Perang Thaif 8 H - 13 13
TOTAL 203 183 386
Penelitian ini menarik sekali, ternyata jumlah korban cuma 386 orang saja, sudah termasuk korban dari pihak muslim dan kafir. Sebuah fakta yang barangkali jarang kita sadari, mengingat bab jihad cukup mendapat tempat di dalam kitab fiqih. Dan ayat-ayat tentang jihad cukup banyak bertabur di dalam Al-Quran. Bahkan banyak sekali hadits-hadits yang bicara tentang jihad.
Semua fakta ini menggugurkan mitos bahwa agama Islam harus darah, sebagaimana yang ditudukan oleh orang-orang kafir. Bahkan tidak sedikit di kalangan umat Islam sendiri yang sadar bahwa agama tidak mengajarkan kita untuk mudah membunuh nyawa manusia.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Allahuma sholii 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
Tags:
Tanya-Jawab