“Menghapus dosa maksiat harus dengan menempuh dengan jalan yang berlawanan dengan maksiat. Seperti suatu penyakit yang harus diobati dengan sesuatu yang berlawanan dengan penyakit tersebut.
Setiap kegelapan yang menutupi hati karena perbuatan maksiat, hanya bisa dihapus oleh cahaya yang masuk ke dalamnya akibat amal kebaikan yang berlawanan dengan perbuatan sebelumnya (maksiat). Dan, karena semua yang berlawanan itu terdiri dari unsur-unsur yang bersesuaian, maka hendaknya setiap kejahatan dihapus dengan kebaikan sejenis, yang berlawanan sebelumnya.
Misalnya, warna putih dapat dihilangkan dengan warna hitam, panas dapat dihapus dengan dingin. Tetapi, janganlah warna putih itu dihapus dengan panas atau dingin. Bukti bahwa suatu perbuatan bisa dihapus dengan perbuatan lain yang berlawanan itu dapat kita lihat dari kecintaan manusia pada dunia.
Sesungguhnya, cinta pada dunia merupakan pangkal dari segala kesalahan, dan pengaruh yang ditimbulkannya di dalam hati adalah berupa perasaan suka dan rindu kepada dunia.
Dan, setiap gangguan batin yang menyebabkan seorang Muslim berpaling dari dunia itu akan menjadi penghapus bagi dosa-dosanya. Hal tersebut lazim terjadi, rasa resah dan risau itu membuat hatinya berpaling dari dunia, yang jutru merupakan sumber dari keresahan dan kerisauan
Rasulullah SAW bersabda, “Bertakwalah kepada Allah dimanapun engkau berada, dan iringilah kejahatan dengan kebaikan, niscaya ia akan menghapus (dosa) kejahatan tersebut.” (HR At-Tirmidzi)
Wallahu a'lam Bishowab
Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa'ala alihi washobihi wasalim