"Dulu,ketika Ayahku mengajar di Baidho,guruny(habib muhammad Alhaddar) memberinya gaji setiap bulan sebesar 2000 Ryal (sekitar 200rb) tapi Ayahku tidak pernah mau mengambilnya..
"Aku tidak mau mengambil imbalan dari ilmu yg telah Aku ajarkan krna Allah"katanya saat itu...
Mendengar Ayahku tidak mau menerima uang gajiny,gurunya mengirim Surat untukny yg isinya memerintahkan ayahku untuk mengambil gajinya.. Akhirnya Ayahku menerima uang itu untuk mentaati perintah sang guru,tapi iya tidak menggunakan uang itu untuk kepentingan pribadinya,800Ryal ia krm untuk ibunya di tarim,200riyal untuk kepentingan dakwah,500ryal untuk sedekah,500ryal untuk makanan para Tamu(bliau sudah menikah ketika itu) ia sama sekali tdk memakan uang gajinya itu(padahal ia masih sangat miskin kita itu)
.
Sayyid salim melanjutkan kisahnya...
Dulu Aku sempat menemani Ayahku berdakwah di Singapura saat itu banyak org berebut untuk bersalaman dengannya,tidak hanya bersalaman,mrka juga menyisipkan uang dolar di tangan Ayahku.. Melihat itu,Ayahku sprt tidak senang,tapi setelah itu ia tetap tersenyum kpd mrka,hanya saja Ayahku sama sekali tdk mengambil uang mrk(uang" itu masih nempel di tangan si pemberi). Akhirnya,mrka faham bahwa ia sama sekali tdk menginginkan dolar"mereka..
bisa kita fahami dari ucapan putra beliau sndri,bahwa Habib umar sama sekali tdk mengambil bayaran sepeserpun dari dakwah yg ia sebarkan diseluruh dunia,ia tdk mengharapkan imbalan Apapun dri perjuangan dakwahnya,
dulu ia sempet di tanya: "Apakah ada cita"yg masih ingin habib capai di dunia ini? Ia menjawab: "Aku ingin melihat Ajaran dan akhlaq Rasulullah saw tersebar di seluruh muka bumi,sebagaimana yg Rasulullah janjikan dalam sabdanya"..
Sumber: Yaa tarim wa'ahlaha
Wallahu a'lam bishowab
Allahuma sholii 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
